tag:blogger.com,1999:blog-86086051986793345412024-03-13T08:05:53.478-07:00DKM Masjid Khodijah CirebonAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-47421154168384232272013-06-13T17:01:00.000-07:002013-06-13T17:01:39.530-07:00SEBAB SEBAB TURUNNYA RIZKI<div class="fixed leftAlign">
Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau
rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah.
Begitu pula <br />
berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta <br />
bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi <br />
sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian <br />
orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas <br />
dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya <br />
bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan <br />
sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal <br />
kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan <br />
hidup. <br />
<br />
Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya <br />
sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat <br />
gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang <br />
menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan <br />
jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan <br />
tanpa disangka-sangka. <br />
<br />
Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:<br />
* Takwa Kepada Allah <br />
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan <br />
menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, <br />
artinya, <br />
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan <br />
baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada <br />
disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3) <br />
<br />
Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah <br />
dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan <br />
di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh <br />
adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap <br />
permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya<br />
rizki secara tidak terduga. <br />
Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, "Yaitu barang<br />
siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan <br />
menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan <br />
keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah <br />
yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas<br />
sama sekali sebelumnya.” <br />
<br />
Allah swt juga berfirman, artinya, <br />
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, <br />
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan <br />
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa <br />
mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96) <br />
<br />
<br />
* Istighfar dan Taubat <br />
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat,<br />
sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam<br />
, <br />
“Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Rabbmu, <br />
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" niscaya Dia akan mengirimkan <br />
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan<br />
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) <br />
untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12) <br />
Al-Qurthubi mengatakan, "Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud<br />
(ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab <br />
turunnya rizki dan hujan." <br />
<br />
Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, <br />
maka beliau berkata, "Beristighfarlah kepada Allah", lalu ada orang lain<br />
yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, "Beristighfarlah <br />
kepada Allah". Ada lagi yang mengatakan, "Mohonlah kepada Allah agar <br />
memberikan kepadaku anak!" Maka beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada<br />
Allah". Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, <br />
beliau pun juga menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah." <br />
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan <br />
berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar <br />
beristighfar." Beliau lalu menjawab, "Aku mengatakan itu bukan dari <br />
diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat <br />
Nuh,(seperti tersebut diatas, red) <br />
<br />
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan <br />
lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan <br />
lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati <br />
masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. <br />
Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana <br />
yang diharapkan. <br />
<br />
<br />
* Tawakkal Kepada Allah <br />
Allah swt berfirman, artinya, <br />
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3) <br />
Nabi saw telah bersabda, artinya, <br />
"Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan <br />
sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu <br />
sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar <br />
dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan <br />
dishahihkan al-Albani) <br />
<br />
Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri<br />
dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa<br />
hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang <br />
ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, <br />
kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan <br />
selainnya adalah dari Allah semata. <br />
<br />
Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh <br />
al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada <br />
Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan <br />
menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, <br />
menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan <br />
keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang<br />
mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia. <br />
<br />
<br />
* Silaturrahim <br />
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan <br />
salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai <br />
berikut: <br />
-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya, <br />
" Dari Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah <br />
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Siapa yang senang untuk <br />
dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung <br />
silaturrahim." (HR Al Bukhari) <br />
-Sabda Nabi saw, artinya, <br />
"Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi <br />
wasalam bersabda, " Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu <br />
yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena <br />
sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, <br />
memperbanyak harta dan memperpanjang umur." (HR. Ahmad dishahihkan <br />
al-Albani) <br />
Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada <br />
hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris <br />
atau tidak, mahram atau bukan mahram. <br />
<br />
<br />
* Infaq fi Sabilillah <br />
Allah swt berfirman, artinya, <br />
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan <br />
menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39) <br />
Ibnu Katsir berkata, "Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal <br />
yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) <br />
akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan <br />
balasan di akhirat kelak." <br />
Juga firman Allah yang lain,artinya, <br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) <br />
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil <br />
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari <br />
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu <br />
nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya <br />
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa <br />
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) <br />
kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); <br />
sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan <br />
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268) <br />
Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt <br />
berfirman, "Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak <br />
kepadamu." (HR Muslim) <br />
<br />
<br />
* Menyambung Haji dengan Umrah <br />
Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu <br />
Mas'ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi <br />
wasalam bersabda, artinya, <br />
"Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan <br />
menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan <br />
karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada <br />
balasannya kecuali surga." (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan <br />
al-Albani) <br />
Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan <br />
umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah <br />
tersebut dengan melakukan ibadah haji. <br />
<br />
<br />
* Berbuat Baik kepada Orang Lemah <br />
Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan <br />
pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada <br />
orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya, <br />
"Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki <br />
melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian." (HR. al-Bukhari) <br />
Dhu'afa' (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada <br />
fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, <br />
hamba sahaya dan lain sebagainya. <br />
<br />
<br />
* Serius di dalam Beribadah <br />
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi <br />
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Allah Subhannahu wa Ta'ala <br />
berfirman, artinya, <br />
"Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, <br />
maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung <br />
kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi <br />
dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu." <br />
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid <br />
serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan<br />
raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu' hanya kepada Allah, merasa <br />
sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa <br />
dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan<br />
Bumi.Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, <br />
seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, <br />
meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak
dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. <br />
Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. <br />
Amin. <br />
<br />
( Sumber: Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )
</div>
<a accesskey="D" class="widget" href="http://www.ibnu-shulhan.sch.id:2095/cpsess1267286336/horde/imp/message.php?mailbox=INBOX&index=20&start=20&message_token=fH-C-oWH5QDPhGzO1d6ZSoXSkXI&actionID=delete_message"><span class="accessKey"></span></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-27971168846541471022013-06-13T16:59:00.001-07:002013-06-13T16:59:05.397-07:00SEMARAKNYA DUNIA PERDUKUNANDukun/paranormal di zaman sekarang ini semakin laris dan semakin mendapatkan tingkat pupularitas yang tinggi. Fungsi dan <br />
peran mereka yang dulu ditutup - tutupi kini sengaja dibuka lebar-lebar.
Kini mereka berani tampil di muka umum dan pasang iklan di media cetak <br />
atau elektronik. Praktik paranormal/dukun kini sudah menjadi profesi. <br />
<br />
<br />
Gejala lari ke dukun, paranormal atau "orang pintar" kini semakin <br />
mengakar kuat di setiap lini masyarakat. Entah berapa banyak pejabat, <br />
pengusaha, kalangan profesional, intelektual dan rakyat biasa telah <br />
menjadi konsumen atau pelanggan jasa perdukunan. Kondisi ini merupakan <br />
lahan subur bagi dunia perdukunan dan paranormal. Mereka kian gencar <br />
beriklan tentang kemampuan dan kesaktiannya yang disertai gelar atau <br />
nama yang aneh, berbau magis dan terkadang nyeleneh. Mengapa dunia <br />
perdukunan semakin subur? Ironisnya ini terjadi di masyarakat yang <br />
mengaku religius dan agamis. <br />
<br />
Maraknya perdukunan disebabkan, di antaranya: <br />
<br />
* Lemah iman dan kurangnya pemahaman agama. Lemah iman (kurangnya keyakinan bahwa Allah adalah tempat meminta <br />
segala keperluan) adalah faktor utama bagi seseorang untuk mencari <br />
alternatif lain untuk menyelesaikan permasalahan hidup. Meminta <br />
pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat merupakan solusi Islami
dan tepat untuk menyelesaikan masalah. Allah berfirman: <br />
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) <br />
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang <br />
sabar." (Al-Baqarah: 153). <br />
<br />
<br />
* Membungkus dunia perdukunan dengan agama. <br />
"Kami tak melakukan apa-apa, hanya berdoa kepada Allah, dan atas <br />
ridhaNyalah doa kami itu terkabul", tutur seorang paranormal di sebuah <br />
media. Ungkapan di atas dan semisalnya adalah ucapan klise yang sering <br />
keluar dari mulut paranormal/dukun. Mereka berlindung di balik kata <br />
"doa" dan nama "Allah" untuk mengelabui orang dan meyakinkan bahwa <br />
kemampuan yang dimilikinya itu adalah pemberian dari Allah dan tidak <br />
bertentangan dengan ajaran agama. Untuk membantah syubhat (kerancuan) <br />
ini, perhatikanlah firman Allah: <br />
"Iblis menjawab, 'Demi kekuasaan (izzah) Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya'." (Shad: 82). <br />
<br />
Iblis makhluk yang telah nyata kekafirannya kepada Allah <br />
(Al-Baqarah: 24) menggunakan sifat Allah (Al-Izzah) dalam bersumpah. <br />
Maka bukan suatu hal aneh jika mereka menggunakan nama Allah, membaca <br />
(potongan) ayat-ayat Al-Qur'an sebagai mantera. Penggunaan simbol-simbol<br />
agama bukan ukuran kebenaran. Bukankah iblis yang menggunakan sifat <br />
Allah ketika bersumpah tidak menjadi pembenaran bahwa ia sesungguhnya <br />
tidak sesat dan menyesatkan. Selain itu, mereka mengatakan bahwa ilmu <br />
yang diberikan berdasar pada agama (Al-Qur'an). Tapi pada saat yang <br />
sama, mereka juga memberikan syarat, azimat dan amalan-amalan yang tidak<br />
sesuai dengan Al-Qur'an atau tidak diajarkan oleh Al-Qur'an. <br />
<br />
<br />
* Ajaran Sufisme <br />
Ajaran Sufisme mempunyai andil dalam memupuk mistikisme. Lipstik <br />
agama yang membungkus ritual sufisme banyak mengelabui umat. <br />
Cerita-cerita mistik tentang hal-hal ghaib -Allah, malaikat, jin dll- <br />
banyak mewarnai ajaran mereka. <br />
<br />
<br />
* Animisme, dinamisme, sinkretisme <br />
Kepercayaan masyarakat yang suka mistik adalah sisa-sisa pengaruh <br />
dari ajaran anismisme -kepercayaan kepada roh-roh yang mendiami semua <br />
benda-, dinamisme -kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai kekuatan <br />
yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia- <br />
kemudian ajaran Hindu (tentang roh dan dewa-dewi). ( Dr. Simuh ). <br />
Termasuk budaya sinkretisme yang mencampuradukkan ajaran berbagai agama <br />
untuk mencari penyesuaian (Prof. Kusnaka Adimihardja). Pergi ke Dukun/Paranormal <br />
<br />
Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, ada di <br />
antaranya yang sudah diketahui dan ada pula yang belum. Berobat yang <br />
sesuai syari'at dibolehkan menurut kesepakatan ulama. Tidak dibolehkan <br />
mendatangi dukun/paranormal yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, untuk<br />
mengetahui penyakit yang diderita dan atau kebutuhan lainnya. <br />
<br />
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: <br />
"Barangsiapa datang ke kahin (dukun), dan percaya apa yang ia <br />
katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang telah <br />
diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Abu <br />
Daud). <br />
<br />
Allah berfirman: <br />
"(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka dia tidak <br />
memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin: 26). <br />
<br />
Para dukun/paranormal tidak mempunyai "kelebihan" melainkan dengan <br />
cara berbakti, tunduk, taat dan menyembah jin. Kumkum (berendam) di <br />
pertemuan dua sungai, tapa (meditasi) di gua-gua, puasa, menyembelih <br />
hewan dengan kriteria tertentu adalah sebagian bentuk dari penyembahan <br />
jin. Pengobatan alternatif, pengisian ilmu kesaktian, susuk, azimat, <br />
wafak, pengasihan dan lainnya dalam praktiknya banyak menggunakan jin <br />
dan setan. Setiap praktik dukun/paranormal yang menggunakan syarat, <br />
mahar, perantara dan mantera pantas dicurigai. Lewat syarat itulah, <br />
apakah namanya susuk atau azimat, jin masuk dengan cara yang disadari <br />
atau tidak disadari. <br />
<br />
Pergi ke dukun/paranormal adalah awal dari rentetan kesusahan. <br />
Menyelesaikan masalah dengan menambah masalah. Jin dan setan akan terus <br />
menanamkan rasa takut, gelisah dan ketergantungan bagi para konsumen dan<br />
pengguna jasanya, yang menyebabkan ia tak akan lepas dari pengaruhnya. <br />
Syarat-syarat yang beraneka ragam -dari yang tidak rutin atau rutin <br />
dikerjakan pada waktu atau tempat tertentu- itulah bukti nyata kekuasaan<br />
jin atas konsumennya. <br />
<br />
Allah berfirman : <br />
"Dan bahwasanya ada beberapa orang di antara manusia meminta <br />
perlindungan kepada jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka rahaq." <br />
(Al-Jin: 6). <br />
Arti rahaq menurut Qatadah ialah, dosa dan menambah <br />
keberanian bagi jin pada manusia. Rahaq juga berarti ketakutan (Abul <br />
Aliyah, Ar-Rabi', dan Zaid bin Aslam). Ketika jin tahu manusia minta <br />
perlindungan karena takut pada mereka, maka jin menambahkan rasa takut <br />
dan gelisah agar manusia semakin tambah takut dan selalu minta <br />
perlindungan kepada mereka. (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur'anil Azhim, <br />
4/453). <br />
<br />
Menjauhi Dukun/Paranormal <br />
<br />
Kandungan arti surat Al-Falaq dan An-Nas adalah bukti bahwa jin dan <br />
setan dapat berbuat jahat terhadap manusia. Juga mengajarkan kita untuk <br />
berlindung dan minta pertolongan dari hal-hal tersebut hanya kepada <br />
Allah semata. Tindakan prefentif dengan berdzikir, berdoa sesuai <br />
tuntutan agama perlu dilakukan sebelum terjadi. <br />
<br />
Takhayul, sihir dan adu nasib memiliki lahan yang cocok untuk <br />
berkembang dan tersebar pada lingkungan-lingkungan dan <br />
masyarakat-masyarakat yang lemah di atas manhaj yang tidak bertujuan dan<br />
beragama dengan tidak benar. Gelombang sihir, takhayul dan <br />
gejala-gejala sosial yang sakit dan ganjil disebabkan oleh jauhnya <br />
manusia dari Allah (agamaNya), serta keterikatan dan ambisi mereka <br />
terhadap dunia dan kenikmatan-kenikmatan materinya. <br />
<br />
Kembali ke agama adalah jalan pertama dan terakhir agar terhindar <br />
dari dunia perdukunan yang penuh kesesatan dan kebohongan. ( Asri Ibnu <br />
Tsani) <br />
<br />
Maraji': Koran Republika, 1 Agustus 1999, Risalah tentang Sihir dan Perdukunan, Syaikh Abdul Aziz, dll.<br />
<br />
Penyusun : MOH. ARIF RAHMAN SARIFUDIN, A.MdAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-45299650416202611932013-06-13T16:57:00.000-07:002013-06-13T16:57:27.104-07:00 CIRI-CIRI GOLONGAN YANG SELAMATRasulullah bersabda, <br />
<br />
أَلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى<br />
ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ <br />
عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِى النَّارِ وَوَاحِدَةٌ<br />
فِى الْجَنَّةِ وَهِىَ الْجَمَاعَةُ <br />
<br />
“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang <br />
sebelum kamu dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) terpecah menjadi 72 <br />
(tujuh puluh dua) golongan, dan sesungguhnya umat ini akan terpecah <br />
menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan. (Adapun) yang tujuh puluh dua <br />
akan masuk neraka dan satu golongan akan masuk surga, yaitu <br />
“al-Jama’ah.” (HR. Ahmad) <br />
<br />
Dalam riwayat lain, <br />
“Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang
aku dan para sahabatku meniti di atasnya.” (HR. at-Tirmidzi) <br />
<br />
<br />
Hadits di atas merupakan dalil bahwa hanya <br />
ada satu golongan yang selamat, yang akan masuk Surga. Bagaimana keadaan
mereka? Ada beberapa ciri golongan yang selamat, yaitu; <br />
<br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Setia berpegang teguh di dalam hidupnya kepada ‘manhaj’ (jalan) Rasulullah, dan para sahabat sesudahnya. <br />
</div>
</div>
Manhaj mereka adalah kitab suci al-Qur’an yang diturunkan Allah
kepada Rasul-Nya, yang beliau menjelaskan kepada para sahabatnya <br />
sebagaimana telah dijelaskan di dalam hadits-hadits shahih. Beliau <br />
memerintahkan umatnya agar berpegang teguh kepada keduanya,<br />
<br />
تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ <br />
اللَّهِ وَسُنَّتِي ، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ <br />
الْحَوْضَ <br />
<br />
“Aku tinggalkan padamu dua perkara, kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu <br />
Kitabullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai-berai sehingga keduanya <br />
menghantarkanku ke telaga (Surga).” (HR. al-Hakim dishahihkan al-Albani dalam kitab Shahihul Jami). <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Senantiasa merujuk kepada firman Allah dan Sabda <br />
</div>
</div>
Rasul-Nya terutama tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan di
antara mereka. <br />
<br />
Hal ini sebagai bentuk mengamalkan firman Allah, artinya, “…Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia <br />
kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar <br />
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama <br />
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. an-Nisa’: 59). <br />
Allah juga berfirman, artinya, “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada <br />
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap <br />
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam <br />
hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan <br />
mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. an-Nisa’: 65). <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Tidak mendahulukan perkataan seseorang atas firman Allah dan Sabda Rasul-Nya. <br />
</div>
</div>
Allah berfirman, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, <br />
janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada <br />
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Hujurat: 1). <br />
<br />
Ibnu Abbas berkata, “Aku melihat mereka akan binasa. Aku mengatakan,<br />
‘Nabi bersabda, sedang mereka mengatakan, ‘Abu Bakar dan Umar <br />
berkata.’” (HR. Ahmad dan Ibnu ‘Abdil Barr). <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Senantiasa menjaga kemurnian tauhid. <br />
</div>
</div>
Mengesakan Allah dengan beribadah, berdoa dan memohon pertolongan <br />
(baik dalam masa sulit maupun lapang), menyembelih kurban, bernadzar, <br />
bertawakkal, memutuskan segala perkara dengan hukum yang diturunkan oleh<br />
Allah dan berbagai bentuk ibadah lainnya. Menjauhi dan membasmi <br />
berbagai bentuk syirik dan segala simbol-simbolnya seperti yang banyak <br />
ditemui di Negara-negara Islam, sebab hal itu merupakan konsekuensi <br />
tauhid. Dan sungguh, suatu golongan tidak mungkin mencapai kemenangan <br />
jika ia meremehkan masalah tauhid, tidak memberantas syirik dengan <br />
segala bentuknya. <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Senang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah dalam ibadah, perilaku dan dalam segenap hidupnya. <br />
</div>
</div>
Oleh karena itu mereka menjadi orang asing di tengah kaumnya, sebagaimana disabdakan oleh Nabi,<br />
<br />
إِنَّ الإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ ، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ <br />
<br />
<br />
“Sesungguhnya Islam pada permulaannya <br />
asing dan akan kembali menjadi asing seperti pada permulaannya. Maka <br />
beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Muslim). <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Tidak
fanatik kepada manusia kecuali kepada firman Allah dan Sabda Rasulullah
yang ma’shum (terjaga dari dosa), yang berbicara tidak berdasarkan hawa
nafsu. <br />
</div>
</div>
Adapun manusia selainnya, betapapun tinggi derajatnya, terkadang ia
melakukan kesalahan, sebagaimana sabda Nabi,<br />
<br />
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ <br />
<br />
“Setiap manusia (pernah) melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang
melakukan kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Ahmad). <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Mereka adalah para pejuang kebenaran. <br />
</div>
</div>
Rasulullah bersabda,
<br />
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللَّهِ <br />
<br />
“Senantiasa ada segolongan dari umatku <br />
yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang <br />
menghinakan mereka sehingga datang keputusan Allah.” (HR. Muslim). <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Menghormati para imam mujtahidin, tidak fanatik terhadap salah seorang di antara mereka. Golongan yang selamat mengambil fikih <br />
</div>
</div>
(pemahaman hukum-hukum Islam) dari al-Qur’an, hadits-hadits
yang shahih
dan pendapat-pendapat imam mujtahidin yang sejalan dengan hadits shahih.
Hal ini sesuai dengan wasiat mereka, yang menganjurkan agar para <br />
pengikutnya mengambil hadits shahih, dan meninggalkan setiap pendapat <br />
yang bertentangan dengannya. <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. <br />
</div>
</div>
Melarang segala jalan ‘bid’ah’ (sesuatu yang tidak ada contohnya dari
Nabi) dan sekte-sekte yang menghancurkan dan memecah belah umat, dan <br />
menjauhi sunnah Rasul dan para Sahabatnya. <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Golongan yang selamat mengajak seluruh umat Islam agar berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah dan para sahabatnya. <br />
Sedikit jumlah mereka di tengah banyaknya umat manusia. <br />
</div>
</div>
Rasulullah bersabda,<br />
<br />
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ ، فَقِيلَ: مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟<br />
قَالَ: أُنَاسٌ صَالِحُونَ،فِي أُنَاسِ سُوءٍ كَثِيرٍ،مَنْ يَعْصِيهِمْ <br />
أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ <br />
“Keuntungan besar bagi orang-orang yang asing,” lalu ada yang bertanya,
‘Siapakah orang-orang asing itu wahai Rasulullah?’ Rasulullah bersabda,
“Yaitu orang-orang shalih di lingkungan orang banyak yang berperangai
buruk, <br />
orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada orang yang menaatinya.” (HR. Ahmad). <br />
<br />
Allah pun memuji mereka dengan firman-Nya, artinya, “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13). <br />
<div class="citation quoted1">
<div class="citation quoted2">
Mereka
banyak dimusuhi oleh manusia, difitnah dan dilecehkan dengan gelar dan
sebutan yang buruk. Keadaan mereka seperti keadaan para nabi yang
dijelaskan dalam firman Allah, artinya, “Dan demikianlah Kami jadikan
bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu <br />
</div>
</div>
setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebagian mereka
membisikan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang <br />
indah-indah untuk menipu (manusia).” (Qs. al-An’am: 112). <br />
<br />
Contoh nyata terjadi pada Rasulullah ketika mengajak manusia kepada <br />
tauhid, oleh kaumnya beliau dijuluki sebagai “tukang sihir lagi <br />
pendusta.” Padahal sebelumnya mereka menjuluki beliau “ash-shadiqul amin”, yang jujur lagi terpercaya. <br />
<br />
Demikianlah beberapa karakteristik golongan yang selamat yang akan <br />
mendapatkan apa yang dijanjikan Allah kepada mereka berupa kenikmatan <br />
Surga yang kekal abadi. (Redaksi) <br />
<br />
[Sumber: Minhajul Firqah an-Najiyah wat Thaifah al-Manshurah, Muhammad
bin Jamil Zainu. Edisi Indonesia, Jalan Golongan Yang Selamat,]<br />
<br />
Penyusun : MOH. ARIF RAHMAN SARIFUDIN, A.Md
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-63450925705819134372013-06-13T16:52:00.000-07:002013-06-13T16:52:02.439-07:00Tathayyur, kesialan Tak Beralasan<br />
<br />
Arti Tathayyur <br />
<br />
<br />
Tathayyur (baca; tatoyur yakni merasa sial ketika melihat jenis <br />
burung tertentu atau selainnya), sebagaimana dikatakan al Imam Ibnu <br />
Hajar al-Asqalani berasal dari kata thiyarah atau tiirah akar kata <br />
(mashdar) dari kata tathayyara, sebagaimana kata takhayyara mashdarnya <br />
khiyarah. <br />
<br />
Asal-usul Tathayyur <br />
<br />
Asal usul tathayyaur (dalam kehidupan Arab), bahwa pada masa <br />
jahiliyah orang orang mengandalkan arah terbangnya burung. Jika salah <br />
seorang dari mereka akan keluar rumah untuk suatu urusan maka apabila <br />
melihat burung terbang ke arah kanan mereka merasa beruntung dan <br />
melanjutkan perjalanan. Jika melihat burung terbang ke arah kiri maka <br />
mereka beranggapan sial dan membatalkannya. Terkadang juga mereka <br />
sengaja melepaskan burung lalu di lihat ke mana arah terbangnya kemudian<br />
dari situ ia menentukan sikap. <br />
<br />
Tathayyur dalam Lintasan Sejarah <br />
<br />
Sejarah tathayyur sudah ada smenjak dahulu kala, sudah lama <br />
orang-orang mempunyai anggapan bahwa kesialan itu dapat disebabkan oleh <br />
adanya makhluk tertentu yang menurut mereka membawa sial. <br />
Kaum Tsamud juga telah bertathayyur, mereka merasa sial dengan <br />
keberadaan Nabi Shalih di tengah-tengah mereka, sebagaimana firman Allah<br />
swt, <br />
<br />
Mereka menjawab:"Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu <br />
dan orang-orang yang besertamu".Shaleh berkata:"Nasibmu ada pada sisi <br />
Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji". <br />
(QS. an-Naml: 47) <br />
Demikian pula dengan Bani Israil, sebagaimana firman Allah dalam surat al A'raf 130-131. <br />
<br />
Tathayyur terus berlanjut hingga pada masa Arab Jahiliyah dengan <br />
berbagai macam bentuknya. Diantara mereka ada yang beranggapan sial <br />
dengan adanya jenis burung tertentu, bagaimana cara terbangnya, atau <br />
dengan angin, bintang ataupun dengan suara orang serta binatang <br />
tertentu. <br />
Setelah Nabi saw diutus dengan membawa wahyu maka beliau jelaskan <br />
bahwa kepercayaan tathayyur tersebut adalah batil. Rasulullah saw <br />
bersabda, artinya, <br />
<br />
“Tidak ada thiyarah (sial karena burung) dan tidak ada kesialan (karena makhluk tertentu)." <br />
Beliau menjelaskan bahwa kepercayaan semacam ini timbul hanya <br />
berdasarkan persangkaan orang-orang (sama sekali tidak mempunyai dasar <br />
yang masuk akal,red). Beliau ajarkan bahwa apa yang mereka peroleh atau <br />
apa yang menimpa mereka tidak lain karena (takdir) yang telah ditetapkan<br />
Allah untuknya. <br />
<br />
Tathayyur di Masa Kini <br />
<br />
Di masa kini pengaruh- pengaruh tathayyur masih begitu kental dan <br />
terasa, terbukti dengan semakin marak dan menjamurnya paranormal alias <br />
dajjal yang mengklaim mengetahui perkara ghaib. Diantara mereka ada yang<br />
meramal dengan bintang, membaca telapak tangan ataupun dengan cara <br />
lainnya yang pada dasarnya merupakan pelecehan terhadap keberadan akal <br />
manusia. <br />
<br />
Tak ketinggalan negara- negara yang katanya disebut sebagai negara <br />
maju, modern atau negara industri, dimana mereka lebih menyandarkan <br />
kepada hal-hal yang bersifat materi dan logika (akal) ternyata <br />
masyarkatnya banyak yang lari kepada dukun dan tukang ramal, bahkan hal <br />
itu telah menjadi keyakinan yang menancap pada kebanyakan masyarakatnya. <br />
<br />
Tak terhitung para petinggi dan pejabat pemerintahan yang datang <br />
menghadap "orang pinter" dan tukang ramal baik yang pria maupun wanita, <br />
baik ke tempat praktek mereka, ataupun dalam event dan acara-acara yang <br />
disiarkan oleh berbagai media. Dan terbukti bahwa mereka yang datang <br />
rata-rata terpengaruh dan membenarkan apa saja yang diucapkan oleh sang <br />
paranormal. Yang demikian ini juga terjadi di negara-negara Amerika dan <br />
Eropa. <br />
<br />
Dalam hal ini ada sebuah berita yang dikeluarkan oleh sebuah kantor <br />
berita di London bahwa mantan presiden AS Ronald Reagen bukanlah <br />
merupakan satu-satunya orang yang mengangkat penasehat dari kalangan <br />
dukun dalam membantu mengurus negaranya. (Diterbitkan dalam koran al <br />
Qabas (Kuwait) edisi 22 Mei 1998, tentang dunia sihir dan paranormal <br />
oleh Dr Sulaiman al Asyqar) <br />
<br />
Sementara di Perancis telah diadakan sensus bahwa lebih dari sepuluh<br />
juta penduduk Perancis mendatangi paranormal dan tukang ramal secara <br />
rutin. Fenomena ini menyebar pada seluruh strata dan kelompok masyarakat<br />
mulai dari para petinggi negara hingga tukang sampah. Salah satu hal <br />
yang menggiring itu adalah banyak perpustakaan yang dipenuhi dengan <br />
buku-buku ramalan bintang dalam setiap penghujung tahun, mereka ingin <br />
tahu berbagai peristiwa yang bakal terjadi pada tahun berikutnya. <br />
<br />
Telah menjadi kebiasaan orang-orang Prancis pada tiap akhir tahun <br />
mereka menunggu terbitnya buku-buku yang memuat ramalan-ramalan tukang <br />
tenung, terutama seorang peramal wanita yang dikenal dengan Elizabet <br />
Teisyih, yang presiden Faranso Mitaran banyak bertanya kepadanya, <br />
meminta petunjuk terhadap permasalahan yang dihadapinya.(Koran asy Syarq<br />
al Ausath no 8003 Jum'at 30-7-1421 H) <br />
<br />
Di beberapa negara maju marak juga model perdukunan yang disebut <br />
dengan melihat bola kristal. Dimana sang penyihir komat-kamit mulutnya <br />
seraya membaca mantera dihadapan bola itu, lalu mendengarkan apa yang <br />
dibisikkan oleh setan, setelah itu memberitahukan bisikan setan itu <br />
kepada orang lain (pasiennya). <br />
<br />
Salah satu bukti yang menunjukkan mendunianya paranormal, khurafat <br />
dan keyakinan batil terutama di negara yang mengaku maju adalah apa yang<br />
terdapat dalam uang dolar Amerika bergambar mata, yang dimaksudkan <br />
untuk menolak mata yang dengki (ain). (lihat 'Alamus sihri wa asy <br />
syu'udzah hal 65, Dr Sulaiman al Asyqar) <br />
<br />
Orang-orang barat juga punya keyakinan bahwa angka tertentu <br />
merupakan pembawa sial, jika memiliki angka itu maka mereka berasumsi <br />
bahwa sial bakal menimpa. Diantara angka "keramat" itu adalah angak tiga<br />
belas (13), sehingga salah satu maskapai penerbangan internasional <br />
mambuang angka tersebut dari tempat duduk di dalam pesawat. <br />
<br />
Demikian juga penduduk New Zealand, mereka juga beranggapan sial <br />
dengan angka tiga belas sehingga mereka tidak menulisnya pada apa-apa <br />
yang mereka miliki. Dan dengan sebab tidak dipakainya angka tiga belas <br />
ini sering terjadi kesalahpahaman di dalam berbagai pelayanan umum <br />
sebagaimana diungkapkan oleh para wartawan mereka. (koran New Zealand <br />
Hirald edisi 12-10-1420 H/19-1-2000 M, disiarkan juga oleh kantor berita<br />
reuters dan diterbitkan dalam koran ar Riyadh Kamis 13/10/1420). <br />
<br />
Setelah diperhatikan maka diketahui bahwa angka tiga belas ternyata <br />
merupakan angka keramat (angka apes dan sial) bagi paranormal dan tukang<br />
ramal, dan ini menunjukkan bahwa tathayyur memiliki kaitan yang sangat <br />
erat dengan dunia perdukunan. <br />
<br />
Di Eropa, jumlah paranormal dan peramal mancapai jutaan baik yang <br />
pria maupun wanita. Di Paris, ibu kota Perancis ada lebih dari dua puluh<br />
lima ribu juru nujum pria dan wanita. (Majalah Express, Perancis). <br />
Disana juga diadakan kontes paranormal dan juru nujum dengan skala <br />
internaisonal, tentunya untuk apa lagi kalau bukan mencari pelanggan. <br />
<br />
Dalam kaitan pergantian milenium baru (th 2000) lalu beberapa <br />
paranormal kesohor meramalkan bahwa tahun 2000 merupakan tahun <br />
kehancuran alam semesta, ada lagi paranormal yang mengatakan bahwa pada <br />
tahun itu matahari akan meledak dan itu tersebar melalui beberapa <br />
pemberitaan media di dunia. Maka banyak penduduk dunia yang begadang <br />
pada malam pertama tahun itu (pergantian tahun) seraya menahan nafas <br />
menunggu apa yang bakal terjadi dengan alam ini. Namun apa yang terjadi,<br />
semua hanya dusta belaka. <br />
<br />
Ramalan semacam ini sebenarnya hanya mengadopsi dari paranormal di <br />
masa lalu. Pada tahun 999 terdapat ramalan yang menyebutkan bahwa tahun <br />
1000 akan terjadi peristiwa demikian dan demikian. Maka akibat ramalan <br />
itu, penduduk Eropa berbondong-bondong keluar menuju Baitul Maqdis, <br />
dengan harapan agar akhir kehidupan mereka berada di tempat yang suci. <br />
(at Tanabbu' bil ghaib, Ahmad asy Syantanawi, terbitan Dar al Ma'arif <br />
Mesir) <br />
<br />
Bentuk-bentuk Tathayyur <br />
<br />
Hampir dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari masih kita dapati <br />
adanya unsur tathayyur, baik disadari atau tidak.Dan aspek yang terbesar<br />
adalah tathayyur dan anggapan sial dalam hal yang berkaitan dengan <br />
sakit, kematian serta penghasilan atau rejeki. Dan nyata sekali bahwa <br />
antara tathayyur dengan dunia paranormal dan perdukunan memilki kaitan <br />
sangat kuat yang saling mendukung satu dengan lainnya. <br />
<br />
Ada diantara dukun itu yang meramal nasib dengan membaca telapak <br />
tangan. Ada pula bentuk ramalan dengan kartu, demikian juga yang banyak <br />
terpampang di halaman berbagai majalah atau koran berupa ramalam bintang<br />
(zodiak). Majalah dan koran semacam ini telah memberikan andil dalam <br />
penyebaran khurafat. Para artis dan penyayi pun tak ketinggalan sering <br />
mengungkapkan masalah masalah semisal, seperti dirinya berada dibawah <br />
naungan zodiak ini, sehingga dalam keseharian harus begini, pantangannya<br />
adalah ini dan itu. <br />
<br />
Ada pula sebagian orang atau pengusaha yang apabila kedatangan tamu <br />
dengan ciri fisik tertentu maka dia merasa sial sehingga menutup toko <br />
atau kantornya takut rugi dan terkena musibah. Sebagian yang lain merasa<br />
sial dengan nomer atau angka tertentu seperti angka 13 atau angka 3 dan<br />
ada pula orang yang merasa sial apabila melihat cermin yang pecah. <br />
<br />
Ada pula bentuk tathayyur yang merupakan warisan kaum Yahudi, yakni <br />
merasa sial apabila melihat wanita yang sedang dalam masa ‘iddah atau <br />
haidh. Ada juga sebagian masyarakat yang bertathayyur dengan burung <br />
gagak atau burung hantu (dan burung perkutut, red). <br />
Tak ketinggalan orang rafidhah (syi'ah), mereka merasa sial dengan <br />
angka sepuluh. Menurut penjelasan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa <br />
orang syiah membenci angka sepuluh disebabkan kebencian mereka terhadap <br />
shahabat pilihan yaitu sepuluh shahabat yang dijamin masuk surga. (lihat<br />
Minhaj as Sunnah an Nabawiyah 1/38-39). <br />
<br />
Walhasil masih banyak masyarakat di belahan bumi ini yang meyakini <br />
tathayyur, dan ini merupakan peluang emas bagi para dukun dan dajjal <br />
yang sering dianggap sebagai “orang pinter” untuk terus dan asyik <br />
menjalankan profesinya, “membodohi orang”. <br />
Islam telah mengingkari adanya tathayyur, dan jika dengan sebab <br />
tathayyur ini seorang muslim lantas medatangi dukun maka dia berhadapan <br />
dengan dua ancaman, tidak diterima shalatnya empat puluh hari atau yang <br />
lebih fatal lagi dicap kufur terhadap apa yang diturunkan kepada <br />
Muhammad saw. Wallahu a’lam. <br />
<br />
Diringkas dan disadur dengan bebas dari kitab “at-Tasya’um wa at-Tathayyur fi hayatin naas, Khalid bin Abdur Rahman asy-Syayi’
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-64966025995506119772013-06-07T18:18:00.000-07:002013-06-07T18:18:50.066-07:00PETAKA AKHIR ZAMANSuatu ketika Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bangun dari tidur
dalam keadaan memerah mukanya, beliau lalu berkata, “La ilaha illallah,
celaka orang-orang Arab karena keburukan telah dekat, <br />
telah terbuka hari ini benteng penghalang Ya’juj dan Ma’juj seperti ini <br />
beliau melingkarkan antara ibu jari dengan telunjuk lalu ditanyakan, <br />
“Apakah kita akan dibinasakan, padahal ada orang-orang shalih di <br />
tengah-tengah kita?” Beliau menjawab, “Ya, jika al khabats telah <br />
merajalela.” (HR. Al-Bukhari-Muslim) <br />
<br />
Kata al-khabats dalam hadits ini memiliki makna segala perbuatan <br />
yang merupakan bentuk kemaksiatan ter-hadap Allah, serta dilakukan kapan<br />
saja dan di mana saja, (banyak dijumpai di setiap waktu dan tempat). <br />
<br />
Jika kita mencermati hadits di atas, lalu melihat kenyataan dalam <br />
kehidup-an kita sehari-hari, sungguh akan mun-cul kekhawatiran, <br />
jangan-jangan apa yang disabdakan Nabi tersebut adalah sesuatu yang akan<br />
terjadi pada masa-masa ini. Hadits tersebut menjelaskan, bahwa jika <br />
kemaksiatan telah tersebar dan merajalela, maka artinya iman menjadi <br />
sesuatu yang sangat minoritas, kebaikan dan keberkahan rizki telah <br />
lenyap, rasa aman tidak ada lagi, banyak terjadi huru-hara dan wabah <br />
penyakit. Sementara itu kesia-siaan menjadi sesuatu yang mendominasi, <br />
keadaan masyarakat berubah total, kemungkaran dianggap kebaikan, <br />
sedangkan kebaikan menjadi sesuatu yang diingkari. Inilah salah satu <br />
tanda akan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj yang merupakan satu di antara <br />
sekian per-tanda, bahwa Kiamat telah di ambang pintu. <br />
<br />
Dan kenyataan membuktikan wallahu a’lam, bahwa yang terjadi di masa <br />
ini merupakan sebuah indikasi, bahwa apa yang disabdakan oleh Rasulullah<br />
tersebut telah mendekati kenyataan. Beliau telah memberitahukan kepada <br />
kita beberapa tanda dekatnya Hari Kiamat yang terjadi di akhir zaman. Di<br />
antaranya yaitu: <br />
<br />
1. Orang tidak Memperhatikan Halal dan Haram (Menghalalkan Segala Cara) <br />
<br />
Dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam bersabda, “Sungguh akan datang kepada manusia ini suatu
masa, di mana seseorang sudah <br />
tidak peduli lagi, bagaimana caranya mendapatkan harta, apakah secara <br />
halal ataukah dengan cara haram.” <br />
<br />
Termasuk katagori mencari harta secara haram adalah dengan <br />
memprak-tekkan riba dan rentenir. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa <br />
sektor muamalah, ekonomi dan bisnis kini telah didomi-nasi oleh sistem <br />
ribawi, yaitu dengan bermunculannya bank-bank dan lem-baga perkreditan <br />
yang mempraktek-kan riba atau pun person-person yang berprofesi sebagai <br />
rentenir. <br />
<br />
2. Waktu Terasa Pendek <br />
<br />
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sehingga waktu menjadi terasa pendek.” (HR. Al-Bukhari) <br />
Setahun mejadi terasa sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu bagaikan sehari, sehari terasa sejam dan sejam bagai semenit. <br />
Para ulama berbeda pendapat tentang arti lafal taqarub az-zaman <br />
(waktu menjadi pendek) dalam hadits di atas, di antara pendapat-pendapat<br />
tersebut adalah:<br />
* Sedikitnya keberkahan di dalam waktu (umur). <br />
<br />
* Cepatnya hari-hari berlalu. <br />
<br />
* Ada pula yang mengatakan cepatnya <br />
waktu dikarenakan beragamnya sarana transportasi dan komunikasi, <br />
sehingga yang jauh menjadi terasa dekat.<br />
3. Pasar-Pasar Berdekatan. <br />
<br />
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Hari Kiamat tidak terjadi
sehingga fitnah tersebar, banyak kebohongan dan pasar-pasar saling
berdekatan.” (HR. Ahmad) <br />
Makna dari hadits ini wallahu a’lam adalah banyaknya pasar yang <br />
menyebar di mana-mana, atau juga mudah dan cepatnya untuk pergi dari <br />
satu pasar ke pasar lain, meskipun jaraknya jauh. <br />
<br />
4. Banyak Kekejian, Terputusnya Silaturahim dan Buruknya Bertetangga. <br />
<br />
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Kiamat tidak <br />
terjadi, sehingga kekejian dan saling berbuat keji tersebar, silaturahim
terputus dan hubungan pertetanggaan menjadi buruk.” (HR. Ahmad) <br />
Al fahsy atau kekejian adalah dosa atau kemaksiatan yang sudah sangat keterlaluan keburukannya. <br />
<br />
5. Banyak Gempa Bumi <br />
<br />
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata, “Telah
bersabda Rasul Allah Subhannahu wa Ta'ala , “Tidak akan terjadi kiamat,
sehingga banyak terjadi gempa bumi.” (HR. Bukhari) <br />
Bencana gempa bumi adalah salah satu kejadian untuk menumbuhkan rasa<br />
takut manusia kepada Allah serta merupakan hukuman atas dosa-dosa yang <br />
mereka perbuat. Banyaknya gempa bumi merupakan salah satu tanda-tanda <br />
akan terjadinya kiamat, dan ketika itu juga tersebar kerusakan dan <br />
fitnah di muka bumi. <br />
<br />
6. Munculnya Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang <br />
<br />
Nabi menyebut mereka sebagai kasiyat ‘ariyat (berpakaian namun <br />
telanjang) karena, meskipun mereka memakai baju, tetapi pada saat yang <br />
bersamaan juga telanjang. Ini dikarena-kan pakaian yang dikenakan tidak <br />
berfungsi menjadi tutup bagi anggota tubuhnya, bisa karena transparan, <br />
pendek dan span atau bisa juga karena ada bagian-bagian tubuh yang <br />
terbuka dan sengaja dibuka-buka, sebagaimana banyak kita saksikan pada <br />
masa ini. <br />
<br />
7. Tersebarnya Musik-Musik <br />
<br />
Di dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Salam bersabda, “Akan ada kelak dari umatku segolongan kaum yang
menghalalkan perzinaan, sutra, minuman keras (khamer) dan alat-alat
musik.” <br />
<br />
KIAT-KIAT MENGHADAPI FITNAH <br />
<br />
1. Selalu Bertakwa Kepada Allah <br />
<br />
Tidak diragukan lagi, bahwa ketak-waan merupakan senjata paling kuat<br />
untuk menghadapi fitnah. Ia ibarat bahtera yang kokoh dan tahan oleh <br />
hempasan gelombang. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, <br />
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan <br />
mengadakan baginya jalan ke luar. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada <br />
Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. 65: 2, 4) <br />
Banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan kita semua untuk selalu <br />
bertakwa, dan biasanya ia selalu terkait dengan keberuntungan dan <br />
kemenangan. <br />
<br />
2. Beristighfar, Merendahkan Diri dan Bersandar kepada Allah <br />
<br />
Yaitu dengan menampakkan kehinaan, kemiskinan, kefakiran, <br />
sebagaimana layaknya seorang hamba serta mengikrarkan taubat kepada-Nya.<br />
Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman mengisahkan Nabi Yunus, <br />
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam <br />
keadaan marah, lalu ia menyangka, bahwa Kami tidak akan mempersempitnya <br />
(menyulitkannya, maka ia menyeru dalam keada-an sangat gelap, “Bahwa tak
ada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, <br />
sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim”. (QS. 21: 87) <br />
<br />
Dalam ayat lain Dia juga berfirman, <br />
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada <br />
umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan <br />
(menimpakan) kesengsa-raan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon <br />
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak
memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang <br />
siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan <br />
syaitan pun menampakkan kepada mereka baiknya apa yang selalu mereka <br />
kerjakan.” (QS. 6: 42-43) <br />
Alizberkata, “Tidaklah bencana itu turun, kecuali karena dosa dan tidaklah ia diangkat, kecuali dengan taubat.” <br />
<br />
3. Memperbanyak Shalat, Do’a dan Kebaikan <br />
<br />
Dari Umu Salamah Radhiallaahu anha dia berkata, “Rasulullah <br />
Shallallaahu alaihi wa Salam bangun tidur dalam keadaan tersentak, <br />
beliau berkata, “Subhanallah, apa yang telah diturun-kan Allah berupa
kekayaan (sebagai cobaan), apa pula yang telah diturunkan Allah dari <br />
fitnah? Adakah suami yang membangunkan penghuni-penghuni kamar- Yaitu <br />
istri-istrinya- untuk shalat? “Berapa banyak wanita yang berpakaian di <br />
dunia namun telanjang di akhirat.” (HR. Al-Bukhari) <br />
<br />
Hadits ini menjelaskan, bahwa ketika terjadi fitnah, maka dianjurkan<br />
untuk memperbanyak shalat dan do’a, terutama di waktu malam, karena ia <br />
merupakan waktu yang mustajab. <br />
Ada beberapa penjelasan tentang maksud dari sabda Nabi Shallallaahu <br />
alaihi wa Salam, wanita berpakaian di dunia namun telanjang di akhirat <br />
di antaranya yaitu:<br />
* Berpakaian di dunia <br />
dengan menge-nakan berbagai macam baju karena kekayaan yang dimilikinya,
namun telanjang di akhirat dalam arti tidak memiliki pahala karena <br />
tidak pernah mengerjakan amal kebaikan. <br />
<br />
* Memakai pakaian di dunia, namun <br />
tidak menutupi auratnya, sehingga Allah menghukumnya di akhirat dengan <br />
keadaan telanjang tanpa busana. <br />
<br />
* Berpakaian di dunia, dalam arti <br />
mempunyai suami yang shalih, namun dia tidak mau mengikuti keshalehan <br />
suaminya, sehingga tidak memiliki amal kebaikan. Karena di hadapan Allah
kelak, suaminya yang shalih tidak dapat lagi menjadi pembelanya.4.
Menjauhi Tempat-Tempat Fitnah <br />
<br />
Termasuk cara yang sangat efektif, agar terbebas dari fitnah adalah <br />
menjauhi tempat-tempat yang di sana banyak terjadi fitnah. Nabi <br />
Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, <br />
“Orang yang beruntung adalah yang manjauhi fitnah, orang yang <br />
beruntung adalah yang manjauhi fitnah. Sungguh orang yang beruntung <br />
adalah yang men-jauhi fitnah.Sedangkan orang orang yang diuji dengannya,
lalu mau bersabar, maka itulah kesabaran yang menak-jubkan.” (HR. Abu
Dawud) <br />
<br />
5. Mencegah Kezhaliman <br />
<br />
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,“Dan peliharalah dirimu dari
siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di <br />
antara kamu. Dan ketahuilah, bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. 8:25) <br />
Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini, “Allah Subhannahu wa <br />
Ta'ala memperingatkan hamba-hamba-Nya yang beriman akan adanya fitnah, <br />
yaitu ujian dan cobaan yang menimpa semua orang, yang jahat maupun yang<br />
baik. Allah tidak mengkhususkan fitnah tersebut hanya bagi orang yang <br />
melakukan kemaksiatan dan yang terlibat langsung dalam dosa, namun <br />
semuanya terkena tanpa bisa menolak dan mencegahnya.” <br />
<br />
Sesungguhnya amar ma’ruf nahi mungkar, merupakan salah satu sebab <br />
untuk memperoleh kebaikan, keama-nan dan kenikmatan dari Allah. <br />
Sebalik-nya, meninggalkannya adalah sebab dari kebinasaan, kerusakan dan<br />
kelemahan. Orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar akan mendapatkan <br />
keselamatan dari Allah di saat manusia tertimpa bencana dan azab. <br />
<br />
Kami memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala agar menjauhkan kita <br />
semua dari berbagai fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi dan<br />
mudah-mudahan Dia selalu melimpahkan ampunan dan belas kasih-Nya, <br />
menjauhkan kita dari segala keburukan. Shalawat dan salam semoga selalu <br />
tercurah kepada Nabi kita Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam, <br />
keluarga dan para shahabatnya. <br />
<br />
Kutaib, “Mata Na’udu wa Natadhara’u” Asma binti Rasyid Ar Ruwaisyid.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-61161149167908509132013-06-07T18:14:00.003-07:002013-06-07T18:14:50.613-07:00TAATILAH SUAMIMUPernikahan adalah salah satu nikmat Allah yang <br />
diberikan kepada laki-laki dan perempuan dengan kadar yang sama dan <br />
berimbang, ia adalah wujud kecintaan, kasih sayang, mementingkan <br />
pasangan, saling memberi dan menerima, hal itu terbaca jelas dalam <br />
firman Allah Subhanahu waTa’ala artinya, “Dan di antara <br />
tanda-tanda kekuasaanNya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari <br />
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, <br />
dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada <br />
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang <br />
berfikir.” (QS. ar-Rum: 21). <br />
<br />
Demi menjaga kelanggengan kasih sayang dan <br />
hubungan baik antara suami istri maka Allah meletakkan hak bagi <br />
masing-masing atas pasangannya. Firman Allah Subhanahu waTa’ala,
artinya, “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut <br />
cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan <br />
kelebihan daripada istrinya.” (QS. al-Baqarah: 228). <br />
<br />
Istri mempunyai hak-hak atas suami yang tidak sedikit yang wajib diberikan oleh suami kepadanya, jika suami tidak <br />
menunaikannya, maka hal itu dianggap sebagai dosa dan kemaksiatan yang <br />
tidak ringan di sisi Allah. Sebaliknya suami memiliki hak-hak atas istri
sebanding dengan hak istri atas suami, di antara hak-hak suami adalah <br />
hendaknya seorang wanita muslimah menjadi istri yang patuh dan taat <br />
kepada suaminya dengan menunaikan hak-haknya sebaik-baiknya. <br />
<br />
<br />
Besarnya hak suami atas istri <br />
<br />
Hak suami atas istri adalah besar, kedudukannya di hadapannya adalah agung, hal itu tergambar dengan jelas melalui: <br />
<br />
<br />
A.Perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada istri agar
bersujud kepada suami seandainya makhluk boleh bersujud kepada makhluk. <br />
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Seandainya aku memerintahkan seseorang bersujud
kepada orang lain niscaya aku <br />
memerintahkan istri agar bersujud kepada suaminya.” (HR. at-Tirmidzi) <br />
<br />
<br />
B. Murka yang di langit kepada istri <br />
yang menolak permintaan suami untuk bermesraan, murka ini redah jika <br />
suami ridha kepada istri. <br />
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Demi dzat yang jiwaku berada ditanganNya, tidak ada
seorang suami mengajak <br />
istri ke ranjangnya lalu istrinya menolaknya kecuali yang di langit <br />
memurkainya sehingga suami ridha kepadanya .” <br />
<br />
C. Penunaian ibadah-ibadah sunnah oleh istri bergantung kepada izin suami, jika ibadah-ibadah tersebut menghalangi hak suami. <br />
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Tidak halal bagi wanita berpuasa sementara suaminya
hadir kecuali dengan <br />
izinnya. Dan hendaknya dia tidak mengizinkan di rumahnya kecuali dengan <br />
izinnya.” <br />
Khusus dalam hal ini terdapat teladan dari Aisyah radiyallahu ‘anha
istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Aisyah berkata, “Aku
pernah berhutang puasa Ramadhan, aku baru bisa melunasinya di bulan
Sya’ban hal itu karena kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.” (HR. Jamaah). <br />
<br />
D. Menghadirkan seseorang di rumah suami bergantung kepada restu suami. <br />
Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairahradiyallahu ‘anhu di atas, “Dan
hendaknya dia tidak mengizinkan di rumahnya kecuali dengan izinnya.” <br />
<br />
E. Izin khulu’ –menuntut <br />
berpisah dari istri dengan membayar iwadh (ganti rugi)- dalam kondisi <br />
istri takut tidak mampu menunaikan hak-hak suami seperti yang dilakukan <br />
oleh istri Tsabit bin Qais. <br />
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbasz berkata, istri Tsabit bin Qais
datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia berkata, “Ya
Rasulullah, aku tidak membenci agama dan akhlak Tsabit, hanya saja aku
takut kufur dalam Islam.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bertanya, “Apakah kamu mau mengembalikan kebunnya kepadanya?” Dia
menjawab, “Ya.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meminta Tsabit
berpisah darinya. <br />
Apa yang dilakukan istri Tsabit ini merupakan tindak lanjut dari firman
Allah Subhanahu waTa’ala, artinya, “Tidak halal bagi kamu mengambil
kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan <br />
kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat <br />
menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami <br />
istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa <br />
atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus <br />
dirinya.” (QS. al-Baqarah: 229). <br />
<br />
F. Ihdad (berkabung) hanya <br />
boleh tiga hari tetapi untuk suami –maksudnya jika suami yang meninggal-
maka masa ihdad lebih panjang yaitu empat bulan sepuluh hari. <br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak halal bagi
seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir berihdad <br />
atas mayit lebih dari tiga malam kecuali atas suami yaitu empat bulan <br />
sepuluh hari.” (Muttafaq alaihi). <br />
<br />
G. Tatanan iddah (masa tunggu) <br />
bagi istri yang berpisah dari suami, di mana dalam masa ini istri belum <br />
boleh menerima lamaran dari orang lain karena hak suami dan suami tetap <br />
dinamakan suami yang memegang hak rujuk jika berpisahnya masih <br />
memungkinkan untuk rujuk. firman Allah Subhanahu waTa’ala, artinya,
“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali
quru’. Tidak <br />
boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, <br />
jika mereka beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Dan suami-suaminya <br />
berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) <br />
menghendaki ishlah.” (QS. al-Baqarah: 228). <br />
<br />
<br />
Keutamaan taat kepada suami <br />
<br />
Suami muslim sebagai penanggungjawab rumah <br />
tangga mendambakan kehidupan rumah tangga yang tenteram, diliputi dengan
cinta dan kasih sayang demi mewujudkan kebahagiaan bagi seluruh anggota
rumah tangga dan salah satu faktor penting dalam mewujudkan hal <br />
tersebut adalah kepatuhan dan ketaatan seorang istri muslimah kepada <br />
suaminya setelah ketaatannya kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan RasulNya. <br />
<br />
Bisa dibayangkan bagaimana keadaan rumah <br />
tangga seandainya istri tidak taat dan patuh kepada suami, kebahagiaan <br />
yang diimpikan akan lenyap, kegembiraan yang didambakan akan terkubur <br />
dan kasih sayang yang diharapkan tumbuh subur akan layu untuk <br />
selanjutnya mati tergantikan oleh percekcokan, perselisihan dan <br />
pertengkaran. Hal ini dipicu oleh –salah satunya- keengganan dan <br />
penolakan istri untuk taat kepada suaminya. <br />
<br />
Keutuhan rumah tangga sangat diperhatikan <br />
oleh Islam, karena bagaimanapun rumah tangga yang utuh jauh lebih baik <br />
dari pada rumah tangga yang bubar di tengah jalan, dari sini kita <br />
memahami ketika talak diizinkan, ia diizinkan dalam kondisi dharurat dan
itu pun demi kebaikan dan kemaslahatan suami dan istri. Demi menjaga <br />
keutuhan rumah tangga ini, Islam meletakkan batasan-batasan hak dan <br />
kewajiban bagi dan atas suami istri, misalnya dari sisi istri, dia <br />
memiliki kewajiban taat dan patuh kepada suaminya. <br />
<br />
Jangan salah paham ketika istri diharuskan taat kepada suami setelah
ketaatannya kepada Allah Subhanahu waTa’ala dan RasulNya, ini tidak
serta merta berarti derajat istri lebih rendah atau ini merupakan
perendahan kepada wanita, tidak demikian karena pada prinsipnya hak dan
kewajiban dalam rumah tangga adalah setara dan <br />
sebanding sebagaimana telah penulis singgung dalam makalah sebelumnya, <br />
akan tetapi ini hanyalah pengaturan dan penempatan masing-masing dari <br />
suami dan istri pada pos yang memang sesuai dan sejalan dengan tabiat <br />
dan fitrah masing-masing, tidak mungkin dalam satu kapal ada dua nahkoda
dan tentu yang paling pantas menjadi nahkoda adalah orang yang memiliki
kriteria dalam kadar lebih untuk itu, dan ini ada pada diri suami. <br />
<br />
Di samping itu ketaatan dan kepatuhan istri <br />
tidak berbuah cuma-cuma, ada imbalan besar lagi utama yang disediakan <br />
atasnya sebagai pendorong, akan tetapi buah dan imbalan besar ini hanya <br />
bisa dipetik oleh istri-istri yang beriman dengan baik kepada Allah
Subhanahu waTa’ala yang dengannya dia lebih mementingkan apa yang ada di
sisiNya daripada selainnya. <br />
<br />
<br />
Ketaatan kepada suami adalah salah satu kunci masuk surga. <br />
<br />
Setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan tidak terkecuali istri tentu berharap bisa meraih surga, kebahagiaan <br />
abadi yang tidak akan pernah terputus untuk selama-lamanya, oleh karena <br />
itu dia akan berusaha menelusuri setiap jalan yang bisa menyampaikannya <br />
kepadanya dan jalan ke sana memang banyak, salah satunya secara khusus <br />
untuk istri yaitu ketaatannya kepada suaminya. <br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, <br />
menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya niscaya dia akan masuk surga
dari pintu mana saja yang dia inginkan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban) <br />
<br />
Adakah balasan yang lebih besar dan utama <br />
dari ini? Masuk surga, tidak sebatas itu akan tetapi lebih dari itu, <br />
dari pintu mana saja yang dia kehendaki. Belum cukuplah hal ini <br />
menggugah dan mendorongmu untuk taat dan patuh kepada suamimu? <br />
Imam Ahmad dan al-Hakim meriwayatkan dari al-Husain bin Mihshan bahwa
bibinya datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk suatu
keperluan, setelah dia selesai dari keperluannya, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bertanya kepada bibi al-Husain, “Apakah kamu bersuami?”
Dia menjawab, “Ya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya,
“Bagaimana dirimu terhadapnya?” Dia menjawab, “Saya tidak melalaikannya
kecuali jika saya tidak mampu.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Lihatlah dirimu daripadanya, karena dia adalah surga
dan nerakamu.” Wallahu a’lam.<br />
<br />
Disusun Oleh Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-16397927684902692582013-05-31T02:12:00.002-07:002013-05-31T02:12:32.235-07:00Adab Pergi ke MasjidPertama: <br />
Menjawab seruan muadzin <br />
<br />
Rasulullah bersabda,<br />
<br />
إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ <br />
“Jika kalian mendengar panggilan (yakni: adzan-ed), maka hendaklah
kalian ucapkan seperti yang diucapkan oleh muadzin.” (HR. Muslim, no.
874, bersumber dari Abu Said al-Khudri) <br />
<br />
Demikianlah Nabi kita mengatakan. Ya, jadi inilah yang hendaknya <br />
engkau upayakan saat engkau mendengar suara muadzin mengumandangkan <br />
adzan. Ya, hendaklah kalian ucapkan seperti yang diucapkan oleh muadzin.<br />
Kecuali, saat muadzin menyeru,<br />
<br />
حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ ...حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ <br />
“Marilah shalat…Marilah menuju kebahagiaan,” <br />
maka ucapkanlah,<br />
<br />
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ <br />
“Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.” <br />
<br />
Demikianlah yang diriwayatkan Abdullah bin al-Haris dari ayahnya, ia<br />
berkata, “Bahwasannya Nabi seringkali mengucapkan seperti yang <br />
diucapkan muadzin. Lalu, bila si muadzin mengumandangkan,<br />
<br />
حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ <br />
beliau mengucapkan, <br />
<br />
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ <br />
(HR. Ibnu Abi Syaibah, di dalam Mushannafnya, no.29775) <br />
<br />
Kedua: <br />
Bershalawat dan berdoa seusai mendengar muadzin mengumandangkan adzan <br />
<br />
Rasulullah bersabda, <br />
<br />
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ <br />
صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ <br />
عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا<br />
مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ <br />
اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِيَ <br />
الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ <br />
“Jika kalian mendengar muadzin (mengumandangkan adzan-ed), <br />
maka hendaknya kalian ucapkan seperti yang diucapkannya. Kemudian, <br />
bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya barangsiapa bershalawat kepadaku <br />
sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya 10 kali. Kemudian, mintalah <br />
wasilah kepada Allah untukku. Sesungguhnya al-wasilah itu suatu manzilah
di Surga yang tak layak ditempati melainkan oleh seorang hamba di <br />
antara hamba-hamba Allah dan aku berharap akulah orangnya. Barangsiapa <br />
meminta wasilah untukku niscaya ia mendapatkan syafaat” (HR. Muslim, no. 875 bersumber dari Abdullah bin Amr bin al-Ash) <br />
<br />
Rasulullah juga bersabda, Barangsiapa seusai mendengar adzan ia mengucapkan,<br />
<br />
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ <br />
الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ <br />
مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ <br />
“‘Yaa Allah, Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan <br />
shalat (wajib) yang didirikan. Berilah <br />
al-Wasilah dan fadilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau hingga <br />
bisa menempati maqam terpuji yang telah engkau janjikan.’ niscaya ia <br />
mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat” (HR. al-Bukhari, no. 589 bersumber dari Jabir bin Abdullah) <br />
<br />
Ketiga: <br />
Berwudhu dari rumah <br />
<br />
Nu’aim bin Abdullah al-Madaniy al-Mujmiriy pernah mendengar Abu Hurairah
mengatakan, “Barangsiapa berwudhu seraya memperbagus kualitas wudhunya
kemudian ia keluar <br />
sengaja untuk menunaikan shalat sesungguhnya ia dalam shalat sepanjang <br />
ia secara sengaja keluar untuk melaksanakan shalat, ditulis untuknya <br />
satu kebaikan atas salah satu langkah kakinya dan dihapus kejelekannya <br />
atas langkah kakinya yang lain. Maka apabila salah seorang di antara <br />
kalian mendengar iqamat dikumandangkan janganlah ia berjalan cepat <br />
sesungguhnya yang paling besar pahalanya ialah yang jarak rumahnya <br />
paling jauh. Mereka bertanya (kepada Abu Hurairah) mengapa demikian <br />
wahai Abu Hurairah? Beliau menjawab, karena semakin banyaknya langkah <br />
(kakinya)” (HR. Imam Malik di dalam al-Muwatha, no. 87) <br />
<br />
Keempat: <br />
Berdoa seusai wudhu <br />
<br />
Rasulullah bersabda,<br />
<br />
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ <br />
الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ<br />
مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ <br />
الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ <br />
“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu lalu ia <br />
menyempurnakannya kemudian ia mengucapkan, ‘Aku bersaksi, bahwa tidak <br />
ada tuhan yang haq kecuali Allah, Ya Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya.
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya’ melainkan akan
dibukakan pintu-pintu surga yang berjumlah 8 buah, ia dipersilahkan <br />
untuk memasukinya dari pintu mana saja yang ia kehendaki” (HR. Muslim) dalam riwayat at-Tirmidzi ada tambahan lafadz,<br />
<br />
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ <br />
“Yaa Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang banyak bertaubat dan
jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang senang) bersuci.” (HR.
at-Tirmidzi, no.55 bersumber dari Umar bin al-Khaththab, Syaikh
al-Albani berkata: Shahih) <br />
<br />
Kelima: <br />
Mengenakan pakaian yang indah <br />
<br />
Allah berfirman,<br />
<br />
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ <br />
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid…” (QS. al-A’raf: 31) <br />
<br />
Keenam: <br />
Membaca doa saat hendak menuju ke masjid <br />
<br />
Dari Abdullah bin Abbas bahwa ia pernah tidur di tempat Rasulullah. Beliau bangun lalu bersiwak dan berwudhu. Beliau membaca,<br />
<br />
إِنَّ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأُولِى الأَلْبَابِ <br />
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih <br />
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang <br />
berakal”(QS. Ali Imran: 190) <br />
<br />
Beliau membaca ayat-ayat tersebut hingga akhir surat. Lalu, beliau <br />
shalat dua rakaat. Beliau memperlama berdiri, rukuk dan sujud. Lalu, <br />
beliau pergi kemudian tidur hingga kemudian, melakukan hal tersebut 3 <br />
kali, sebanyak 6 rakaat, setiap kali beliau hendak melakukan hal itu <br />
beliau bersiwak terlebih dahulu dan berwudhu serta membaca ayat-ayat <br />
ini. Kemudian, beliau shalat witir 3 rakaat. Tak lama kemudian, <br />
terdengarlah suara adzan. Lalu, beliau segera keluar untuk menunaikan <br />
shalat seraya memanjatkan doa, <br />
<br />
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَفِى لِسَانِى نُورًا <br />
وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ<br />
خَلْفِى نُورًا وَمِنْ أَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا <br />
وَمِنْ تَحْتِى نُورًا. اللَّهُمَّ أَعْطِنِى نُورًا <br />
“Yaa Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, <br />
cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari <br />
belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku, cahaya dari <br />
bawahku. Yaa Allah, berilah aku cahaya” (HR. Muslim, no. 1835) <br />
<br />
Ketujuh: <br />
Berjalan dengan tenang <br />
<br />
Rasulullah bersabda,<br />
<br />
إِذَا سَمِعْتُمُ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ <br />
وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا <br />
أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا <br />
“Jika kalian mendengar iqamat, hendaklah kalian mendatangi <br />
shalat dengan tenang dan sikap yang baik (seperti: merendahkan suara, <br />
tidak menoleh kesana-kemari, dan menundukkan pandangan mata-ed), jangan <br />
tergesa-gesa. Apa yang kalian dapati, maka shalatlah dan apa yang <br />
terlewat, maka sempurnakanlah” (HR. al-Bukhari, No. 636).<br />
<br />
Allahu A'lam bish shawab.<br />
<br />
Penyusun : MOH. ARIF RAHMAN SARIFUDIN, A.MdAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-3531805424144159702013-05-31T02:11:00.000-07:002013-05-31T02:11:08.556-07:00Jangan Sia siakan Shalat andaShalat merupakan amalan yang sangat penting dan salah satu rukun <br />
Islam yang agung. Oleh karena itu selayaknya setiap muslim memberikan <br />
perhatian yang besar terhadap urusan shalat. Shalat yang dilakukan <br />
dengan ikhlash dan memenuhi syarat dan rukunnya insya-Allah akan <br />
diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Namun ada juga shalat <br />
yang tidak diterima di sisi Allah meskipun syah, dan ada pula yang <br />
batil (tidak syah) dan tentunya Allah subhanahu wata’ala pun tidak akan menerima shalat tersebut. <br />
<br />
Berikut ini beberapa kiat untuk menjaga agar shalat kita diterima di
sisi Allah subhanahu wata’ala, berpahala, dan tidak sia-sia. Semoga
bermanfaat!! <br />
<br />
1. Jangan Datangi Tukang Ramal <br />
<br />
Orang yang mendatangi tukang ramal/juru tebak, maka shalatnya tidak <br />
diterima selama empat puluh hari, walaupun shalat yang dia kerjakan <br />
adalah syah. <br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, <br />
"Barangsiapa yang medatangi tukang ramal ('arraf) lalu menanyakan
kepada-nya tentang sesuatu (berkonsultasi), maka tidak diterima <br />
shalatnya selama empat puluh hari." (HR. Muslim) <br />
<br />
2. Hindari Parfum bagi Wanita yang Ingin Shalat di Masjid <br />
<br />
Pada dasarnya wanita tidak dilarang shalat di masjid, namun shalat <br />
di dalam rumahnya adalah lebih utama. Andaikan seorang wanita ingin <br />
shalat di masjid, maka hendaknya dia memperhatikan ketentuan-ketentuan <br />
syara'. Di antara yang terpenting adalah tidak memakai parfum, karena <br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, <br />
"Wanita mana saja yang memakai wewangian untuk pergi ke masjid, <br />
maka tidak diterima shalatnya sebelum dia mandi sebagaimana ia mandi <br />
dari janabah." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani) <br />
<br />
4. Laksanakan Shalat dengan Berjama’ah <br />
<br />
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, <br />
"Barang siapa yang mendengar adzan lalu dia tidak memenuhinya, maka
tidak ada shalat baginya kecuali karena ada udzur." (HR. Abu Dawud dan
Ibnu Majah, dishahihkan oleh al-Albani) <br />
<br />
Hal ini juga menunjukkan bahwa shalat berjama'ah hukumnya wajib bagi laki-laki yang tidak mempunyai udzur. <br />
<br />
4. Jauhi Khamer (Miras/Arak) <br />
<br />
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, <br />
"Barangsiapa meminum khamer, maka tidak diterima shalatnya selama empat
puluh hari. Jika dia bertaubat, maka Allah akan menerima <br />
taubatnya." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi) <br />
<br />
5. Jangan Bermusuhan Secara Tidak Haq <br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, <br />
"Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima shalat mereka," (di
antaranya).... dua orang yang saling bermusuhan." (HR. Ibnu Hibban dan
Ibnu Majah) <br />
<br />
Yang dimaksud dengan bermusuh-an di sini adalah tidak bertegur sapa <br />
melebihi tiga hari dengan alasan yang tidak dibenarkan menurut agama. <br />
<br />
6. Jangan Durhaka kepada Orang Tua dan Memutus Tali Silatur Rahim <br />
<br />
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, <br />
"Allah tidak menerima amalan orang yang memutus tali silaturrahim." (HR. Ahmad) <br />
<br />
Orang yang melakukan perbuatan di atas mendapatkan ancaman berupa
shalatnya tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, atau tidak
berpahala, tetapi dari segi hukum shalatnya syah. Dan mereka tetap wajib
melaksanakan shalat. Hal ini sebagai hukuman atau sanksi <br />
atas kesalahan yang dia lakukan. <br />
<br />
Teks-teks dalil syar'i menunjukkan bahwa orang yang melakukan <br />
kesalahan tersebut di atas, maka shalatnya tidak diterima. Dengan tetap <br />
melaksanakan shalat, berarti kewajibannya telah gugur sehingga tidak <br />
terkena dosa meninggalkan shalat. <br />
<br />
Untuk menjaga shalat agar syah dan tidak batil (sia-sia), berikut ini ditunjukkan kiat yang hendaknya kita perhatikan: <br />
<br />
1. Shalatlah dalam Keadaan Suci <br />
<br />
Orang yang dalam keadaan memiliki hadats, baik hadats besar maupun kecil, maka tidak syah bila mengerjakan shalat. <br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, <br />
"Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian, jika ia
berhadats, sampai ia berwudhu." (Muttafaqun 'alaih). Dan juga sabda <br />
beliau yang lainnya, "Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim) <br />
<br />
2. Jauhi Sikap Riya' <br />
<br />
Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
menjelaskan bahwa amal seseorang itu tergantung niatnya. Kalau orang <br />
melaksanakan shalat karena Allah, maka shalatnya akan diterima, <br />
sedangkan jika shalatnya bukan karena Allah, maka Allah subhanahu
wata’ala tidak membutuhkannya. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah subhanahu
wata’ala berfirman, <br />
"Aku tidak butuh terhadap sekutu-sekutu, barangsiapa yang <br />
melakukan suatu amalan, yang di dalam amalan tersebut menyekutukan Aku <br />
dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya." (HR. Muslim) <br />
<br />
3. Jangan Bersikap Munafik <br />
<br />
Orang munafik adalah orang yang mengaku Islam, namun dalam hatinya <br />
menyembunyikan kekufuran dan kebencian terhadap Islam. Dia tidak senang <br />
jika syariat Islam ditegakkan, dia membenci sunnah-sunnah yang diajarkan<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mengejek dan memusuhi Islam, <br />
atau mengatakan bahwa Islam itu hanya di masjid saja, sedang di luar <br />
masjid tidak perlu Islam lagi. <br />
<br />
Maka orang seperti ini tidak akan diterima shalatnya sebelum ia bertobat. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya: <br />
Katakanlah, "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya <br />
kamu selalu berolok-olok?". Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu <br />
kafir sesudah beriman." (QS. At-Taubah:65-66) <br />
"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga <br />
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, <br />
kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap <br />
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisa': 65) <br />
<br />
4. Hindari Shalat di Masjid yang Ada Kuburannya <br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, <br />
"Bumi keseluruhannya adalah masjid kecuali jamban dan kuburan." (HR. Abu Dawud, dishahihkn oleh Al-Albani). <br />
<br />
Beliau juga telah bersabda, <br />
"Janganlah kalian shalat menghadap ke kubur dan jangan duduk di atasnya." (HR. Muslim) <br />
"Semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan <br />
nashrani yang telah menjadikan kubur para nabi mereka sebagai <br />
masjid-masjid." Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, "Rasulullah
memperingatkan kita dari apa yang telah mereka lakukan." (Muttafaqun
'alaih) <br />
<br />
Juga sabda beliau, <br />
"Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum kalian telah menjadikan <br />
kuburan para nabi mereka dan kuburan orang-orang shaleh mereka sebagai <br />
masjid-masjid. Ingatlan, jangan kalian menjadikan kubur-kubur sebagai <br />
masjid, karena sesungguhnya aku melarang yang demikian itu." (HR. Muslim) <br />
<br />
Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat di masjid yang ada <br />
kuburannya tidak syah, jika dengan niat ingin bertabarruk dengan ahli <br />
kubur. Sedangkan jika hanya sekedar shalat, maka shalatnya itu tetap <br />
syah, namun pelakunya terjerumus ke dalam perbuatan yang dibenci <br />
(makruh). <br />
<br />
5. Jangan Sekali-kali Melakukan Kemusyrikan. <br />
<br />
Orang musyrik adalah orang yang memalingkan ibadah kepada selain Allah
subhanahu wata’ala, seperti orang yang ber-taqarrub atau beribadah
kepada orang yang telah <br />
mati dengan keyakinan bahwa orang yang telah mati ini dapat memberikan <br />
manfaat atau menghilang-kan madharat. <br />
<br />
Ataupun orang yang menyembelih binatang karena selain Allah, sujud <br />
kepada mereka, berdo’a kepada mereka agar memenuhi hajat dan kebutuhan <br />
hidup. Meminta mereka agar memberikan barakah kepada diri, harta dan <br />
anak-anaknya. Begitu pula orang yang berkeyakinan bahwa ada makhluk yang<br />
mengetahui perkara ghaib dan memberikan manfaat selain Allah subhanahu
wata’ala serta berkeyakinan bahwa dia dapat mengatur kehidupan ini. <br />
<br />
Orang-orang seperti ini meskipun mengerjakan shalat, tetapi shalatnya
tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala karena dia telah melakukan
kesyirikan yang menyebabkan amal menjadi hilang lenyap. <br />
<br />
Allah subhanahu wata’ala befirman, artinya: <br />
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada <br />
(nabi-nabi) sebelummu, "Jika kamu mempersekutu-kan (Allah), niscaya akan
hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS.
Az-Zumar: 65) <br />
<br />
Sumber: Shalatul Muslim, Fahd bin Sholih Al-Shuwailih. (Khalif Muttaqin)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-41825405454928642762013-05-31T02:09:00.001-07:002013-05-31T02:09:08.165-07:005 Masalah yang terkait dengan Bulan RajabBerikut adalah 5 masalah terkait dengan bulan Rajab : <br />
<br />
1. Doa khusus di bulan Rajab <br />
Ada sebagian orang membaca doa,<br />
<br />
اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ <br />
“Ya Allah, berkahilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, lalu sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” <br />
<br />
<br />
Hadits ini dhaif (lemah), diriwayatkan al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra,
Ahmad, al-Bazzar dalam Musnad keduanya, Thabrani dalam al-Mu’jam
al-Ausath, Abu Nu’aim dalam Hilyah dari berbagai jalan dari Zaidah bin
Abu Riqad berkata, “Telah menceritakan kepadaku Ziyad an Namiri, dari
Anas secara marfu’.” <br />
Imam al-Baihaqi berkata, “Hadits ini hanya diriwayatkan an-Namiri, <br />
dan dari dia hanya oleh Zaidah. Al-Bukhari mengatakan, ‘Zaidah, jika <br />
meriwayatkan dari Ziyad an-Namiri haditsnya munkar.’ An-Namiri juga <br />
orang yang lemah.” <br />
Berhubung hadits ini lemah, maka tidak bisa dijadikan hujjah dan <br />
tidak bisa diamalkan. Sebagai ganti doa yang shahih adalah doa yang <br />
diucapkan Rasulullah ketika melihat hilal tanggal satu secara umum untuk<br />
setiap bulan hijriyah, beliau berdoa,<br />
<br />
اللهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالْإِسْلامِ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللهُ <br />
<br />
“Ya Allah tampakkanlah bulan tanggal satu itu kepada kami <br />
dengan membawa keberkahan dan keimanan, keselamatan dan Islam, Tuhanku <br />
dan Tuhanmu (hai bulan sabit) adalah Allah.” (HR. Ahmad, no. 1397) <br />
<br />
<br />
2. Perang dan Menyembelih Kurban <br />
Mayoritas ulama menganggap bahwa hukum larangan perang dan menyembelih
kurban sudah dihapus. Ibnu Rajab berkata dalam kitabnya Lathaif
al-Ma’arif, hal. 210, “Tidak diketahui dari seorang sahabat pun bahwa
mereka <br />
berhenti berperang pada bulan-bulan haram, padahal ada faktor <br />
pendorongnya saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sepakat tentang <br />
dihapusnya hukum tersebut.” Begitu juga dengan menyembelih (berkurban). <br />
<br />
3. Shalat khusus di bulan Rajab <br />
Tidak ada shalat khusus pada bulan Rajab dan juga tidak ada anjuran shalat Raghaib pada bulan tersebut. <br />
Shalat Raghaib atau shalat Rajab adalah shalat 12 rakaat yang <br />
dilakukan antara shalat Maghrib dan Isya pada malam Jum’at pertama bulan<br />
Rajab. Pada siang hari sebelumnya dianjurkan berpuasa sunnah. Di setiap<br />
rakaat dianjurkan membaca al Fatihah 1x, al-Qadar 3x, al-Ikhlash 12x. <br />
Setelah shalat, dianjurkan membaca shalawat kepada Nabi sebanyak 70x. <br />
<br />
Di antara keutamaan yang disebutkan adalah bahwa dosa orang yang <br />
melakukannya diampuni walaupun sebanyak buih di lautan dan dapat memberi<br />
syafaat untuk 700 orang dari kalangan kerabatnya. Namun sayang, hadits <br />
yang menerangkan tata cara shalat Raghaib dan keutamaannya adalah hadits maudhu’ (palsu). <br />
Ibnul Jauziy berkata, “Sungguh, orang telah membuat hal baru yang <br />
tidak dicontohkan oleh Rasulullah dengan menunjukkan hadits palsu ini, <br />
sehingga menjadi pendorong bagi orang-orang untuk shalat Raghaib dengan <br />
berpuasa sebelumnya, padahal siang hari begitu panas, namun ketika <br />
berbuka mereka tidak ingin makan banyak karena mereka harus shalat <br />
Maghrib, lalu shalat Raghaib. Padahal dalam shalat Raghaib, bacaan <br />
tasbih dan sujudnya begitu lama. Sungguh orang-orang terasa susah saat <br />
itu. Sungguh aku lihat mereka di bulan Ramadhan dan tatkala mereka <br />
shalat Tarawih tidak bersemangat seperti saat melaksanakan shalat <br />
Raghaib.Tetapi, shalat ini di kalangan awam begitu penting sehingga <br />
orang yang biasa tidak hadir shalat jamaah pun ikut melaksanakannya.” (al-Mawdhu’at li Ibnil Jauziy, 2/125-126) <br />
Al-Imam an-Nawawi berkata, “Shalat yang dikenal orang sebagai Shalat<br />
Raghaib, yakni 12 rakaat antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at <br />
pertama di bulan Rajab dan Shalat Malam Nishfu Sya’ban 100 raka’at maka <br />
kedua shalat ini adalah bid’ah munkarah lagi buruk.” (Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, 4 / 56) <br />
<br />
4. Puasa khusus di bulan Rajab <br />
Imam asy-Syaukani menukil perkataan ‘Ali bin Ibrahim al-‘Aththaar, <br />
ia berkata dalam risalahnya: “Sesungguhnya riwayat tentang keutamaan <br />
puasa Rajab, semuanya adalah palsu dan lemah, tidak ada asalnya (dari <br />
Nabi).” (Lihat al-Fawaa-idul Majmu’ah fil Ahaaditsil Maudhu’ah, hal. 381) <br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Adapun berpuasa khusus pada <br />
bulan Rajab, maka hal itu berdasar pada hadits yang seluruhnya lemah
(dha’if) bahkan palsu (maudhu’). Para ulama tidak pernah menjadikan
hadits-hadits itu sebagai sandaran. <br />
Bahkan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaannya adalah maudhu’
(palsu) dan dusta.Telah dicontohkan para sahabat bahwa mereka melarang <br />
berpuasa pada seluruh hari di bulan Rajab karena dikhawatirkan akan sama
dengan puasa Ramadhan. Hal ini pernah dicontohkan oleh ‘Umar bin <br />
al-Khaththab. Ketika bulan Rajab, ‘Umar pernah memaksa seseorang untuk <br />
makan (tidak berpuasa), lalu beliau katakan,<br />
<br />
لَا تُشَبِّهُوهُ بِرَمَضَانَ <br />
<br />
“Janganlah engkau menyamakan puasa di bulan ini (bulan Rajab) dengan
bulan Ramadhan.” (Riwayat ini dibawakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dalam Majmu’ al-Fatawa, 25/290 dan beliau mengatakannya shahih, dan juga
al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil) <br />
<br />
Adapun perintah Nabi untuk berpuasa di <br />
bulan-bulan haram yaitu bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan <br />
Muharram, maka ini adalah perintah untuk berpuasa pada empat bulan <br />
tersebut dan beliau tidak mengkhususkan untuk berpuasa pada bulan Rajab <br />
saja.” (Majmu’ al-Fatawa, 25/291) <br />
<br />
<br />
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany berkata di kitabnya, Tabyiinul ‘Ajab bi
ma Warada fii Fadhli Rajab, “Tidak ada riwayat yang sah yang
menerangkan keutamaan bulan Rajab dan <br />
tidak pula tentang puasa khusus di bulan Rajab, serta tidak ada pula <br />
hadits yang shahih yang dapat dipegang sebagai hujjah tentang shalat <br />
malam khusus di bulan Rajab.” <br />
<br />
Imam Ahmad mengatakan, “Sebaiknya seseorang tidak berpuasa (pada <br />
bulan Rajab) satu atau dua hari.” Imam Asy Syafi’i berkata, “Aku tidak <br />
suka jika ada orang yang menyempurnakan puasa sebulan penuh sebagaimana <br />
puasa di bulan Ramadhan.” Beliau berdalil dengan hadits ‘Aisyah yang <br />
tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh pada bulan-bulan <br />
lainnya sebagaimana beliau menyempurnakan puasa sebulan penuh pada bulan<br />
Ramadhan. (Latha-if al-Ma’arif , 215) <br />
<br />
Kesimpulannya, berpuasa di bulan Rajab itu terlarang jika memenuhi tiga hal berikut ini, <br />
1. Dikhususkan berpuasa penuh pada bulan tersebut, tidak seperti <br />
bulan yang lain sehingga orang-orang awam menganggapnya sama dengan <br />
puasa Ramadhan. <br />
2. Dianggap bahwa puasa di bulan tersebut adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi sebagaimana sunnah rawatib. <br />
3. Dianggap memiliki keutamaan pahala yang lebih dari puasa di bulan-bulan lainnya. <br />
Adapun berpuasa yang tidak terkait tiga hal tersebut semisal, puasa <br />
sunnah Senin-Kamis, puasa Dawud, dll, maka tidak mengapa dilakukan. <br />
<br />
5. Perayaan Isra’ Mi’raj <br />
Saudaraku... sebelum kita menilai apakah merayakan Isra’ <br />
Mi’raj ada tuntunan dalam agama ini ataukah tidak, perlu kita tinjau <br />
terlebih dahulu mengenai kapan terjadinya. Para ulama berbeda pendapat <br />
mengenai kapan terjadinya Isra’ Mi’raj. Ada yang mengatakan pada bulan <br />
Rajab. Ada pula yang mengatakan pada bulan Ramadhan. <br />
Abu Syammah seorang ulama asy- Syafi’iyah berkata, “Sebagian orang <br />
menceritakan bahwa Isra’ Mi’raj terjadi di bulan Rajab. Namun para pakar
Jarh wa Ta’dil (ulama hadits) menyatakan klaim tersebut adalah suatu
kedustaan.” (al-Bida’ al-Hawliyah, Abdullah bin Abdul Aziz bin Ahmad
at-Tuwaijiri, 274) <br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak ada dalil yang tegas <br />
yang menyatakan terjadinya Isra’ Mi’raj pada bulan tertentu, 10 hari <br />
tertentu atau ditegaskan pada tanggal tertentu. Bahkan sebenarnya para <br />
ulama berselisih pendapat tentangnya, tidak ada yang bisa menegaskan <br />
waktu pastinya.” (Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim al-Jauziyah,1/54) <br />
<br />
Dalam Fathul Bari Kitab Manaqib Bab al-Mi’raj; al-Hafidzh <br />
Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Dan sungguh telah berselisih para ulama
di dalam menentukan waktu Mi’raj. Ada yang mengatakan sebelum kenabian,
pendapat ini ganjil kecuali kalau dianggap terjadi di dalam mimpi. Dan <br />
kebanyakan ulama yang lain berpendapat setelah kenabian. Pendapat ini <br />
pun terjadi perselisihan, ada yang mengatakan satu tahun sebelum hijrah.
Demikian pendapat Ibnu Sa’ad dan yang lainnya, pendapat ini dikuatkan <br />
oleh an-Nawawi; ...Sesungguhnya terdapat perselisihan yang banyak lebih <br />
dari 10 pendapat…” <br />
Jika penetapan hari dan bulan terjadinya Isra’ Mi’raj saja tidak <br />
pasti dan diperselisihkan para ulama, maka bagaimanakah kita akan <br />
merayakannya? <br />
<br />
Karena jika seandainya Isra’ Mi’raj adalah perkara yang penting <br />
untuk dirayakan, maka pasti akan ditegaskan oleh Nabi dalam <br />
hadits-hadits beliau, sebagai bagian dari kesempurnaan Islam dan <br />
semangat beliau dalam menunjukkan kebaikan kepada ummatnya. Juga pasti <br />
akan dinukil dari para sahabat tentang penetapan hari terjadinya sebagai<br />
sikap amanah mereka dalam menyampaikan ilmu. <br />
<br />
Cukuplah hal ini menjadi bukti nyata yang menunjukkan bahwa Nabi, <br />
para sahabat dan para ulama setelah mereka, tidaklah menaruh perhatian <br />
besar dalam masalah hari dan perayaan Isra’ Mi’raj. Sedangkan mereka <br />
adalah contoh, panutan dan teladan terbaik bagi kita semua di dalam <br />
perkara-perkara syariat. Allahu a’lam bish shawab.<br />
<br />
Penyusun : MOH. ARIF RAHMAN SARIFUDIN, A.MdAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-81127486791333627442013-05-31T02:06:00.002-07:002013-05-31T02:06:31.453-07:00HAKIKAT SABAR
<br />
<div class="fixed leftAlign">
Keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita akan terbang<br />
menuju ke hadirat Allah Subhanahu Wata'ala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu<br />
sayap syukur dan sayap sabar. <br />
Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk<br />
selalu berada pada ketentuan syari'at Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan<br />
dan menahan diri dari larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian<br />
dari Allah Subhanahu Wata'ala.<br />
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah<br />
kekuatan tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus<br />
mengokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah<br />
Subhanahu Wata'ala berfirman :<br />
<br />
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ<br />
ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ<br />
تُفْلِحُونَ<br />
<br />
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan<br />
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan<br />
bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Ali Imran: 200).<br />
<br />
Mereka juga bersabar di dalam menahan penderitaan dengan tetap<br />
melaksanakan ketaatan, sehingga Allah Subhanahu Wata'ala amat memuji dan<br />
menyanjung mereka.<br />
Dengan bersabar, seseorang akan menyadari dan ridha bahkan cinta<br />
terhadap ketentuan ujian penderitaan yang telah ditakdirkan oleh Allah pada<br />
dirinya. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :<br />
<br />
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ<br />
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ<br />
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ<br />
<br />
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan<br />
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan<br />
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155).<br />
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :<br />
الَّذِينَ إِذَآ<br />
أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ<br />
"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka<br />
mengucapkan, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un'." (Al-Baqarah: 155 – 156). <br />
<br />
<br />
Itulah hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan<br />
sekokoh-kokohnya dalam memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan segenap<br />
kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan Allah, dengan melaksanakan<br />
perintah dan menjauhi laranganNya dalam kondisi apa pun.<br />
Kesabaran yang demikian itulah yang disediakan bagi penyandangnya<br />
berbagai kemuliaan, keagungan, ketinggian derajat, kekuasaan, bahkan berbagai<br />
balasan yang dijanjikan oleh Allah dalam Firman-firmanNya,<br />
Mari kita simak beberapa pujian dan balasan yang disediakan dan<br />
diberikan kepada orang-orang yang bersabar, yang kita kutip dari Firman Allah<br />
Subhanahu Wata'ala :<br />
<br />
1. Allah akan<br />
mengantarkannya menuju kepada keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan di<br />
akhirat. Firman Allah Subhanahu Wata'ala :<br />
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ<br />
ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ<br />
تُفْلِحُونَ<br />
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan<br />
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan<br />
bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Ali Imran: 200). <br />
<br />
<br />
2. Pahala orang-orang yang bersabar akan<br />
dilipatgandakan dengan hitungan yang tanpa batas. Sebagaimana yang diperkuat<br />
oleh Firman Allah :<br />
<br />
قُلْ يَاعِبَادِ<br />
الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ<br />
الدُّنْيَاحَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ<br />
أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ<br />
<br />
"Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah<br />
kepada Rabbmu.'Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.<br />
Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah<br />
yang dicukupkan pahala tanpa batas." (Az-Zumar: 10). <br />
<br />
<br />
3. Mencapai kejayaan dan kepemimpinan, sebab<br />
tanpa kesabaran, cita-cita yang sudah di depan mata dan sedikit lagi akan<br />
tergapai menjadi sirna dan hilang. Cobalah perhatikan pemimpin-pemimpin besar<br />
dunia, mereka adalah orang-orang yang gigih memperjuangkan cita-citanya, di<br />
samping senjata utama yang tidak pernah lekang dari mereka yaitu kesabaran<br />
menghadapi berbagai rintangan yang menghadang mereka.<br />
Firman Allah Subhanahu Wata'ala :<br />
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ<br />
أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا<br />
يُوقِنُونَ<br />
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang<br />
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini<br />
ayat-ayat Kami." (As-Sajadah:<br />
24).<br />
4. Dengan kesabaran, kekuatan akan selalu<br />
bersanding bersamanya, kemenangan akan selalu hadir di hadapannya, dan<br />
pertolongan Allah akan selalu menyertainya. Firman Allah Subhanahu Wata'ala :<br />
وَأَطِيعُوا اللهَ<br />
وَرَسُولَهُ وَلاَتَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا<br />
إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ<br />
<br />
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu<br />
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu.<br />
Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Anfal: 46).<br />
<br />
5. Kesabaran merupakan perisai kokoh dan<br />
tangguh, yang dapat digunakan menangkal berbagai makar yang diluncurkan musuh,<br />
bahkan dengan kesabaran itu, makar-makar musuh akan menjadi lemah dan tak<br />
mempunyai daya serang yang berarti.<br />
<br />
Firman Allah Subhanahu Wata'ala :<br />
<br />
إِن تَمْسَسْكُمْ<br />
حَسَنَةُُ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةُُ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِن<br />
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللهَ بِمَا<br />
يَعْمَلُونَ مُحِيطُُ<br />
<br />
"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati,<br />
tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu<br />
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan<br />
kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka<br />
kerjakan." (Ali Imran: 120). <br />
<br />
<br />
6. Sebagai penghormatan yang sangat istimewa<br />
bagi para penyabar. Dikarenakan ketangguhan mereka di dalam bersabar, maka para<br />
malaikat menyambut dan mengucapkan salam kepada mereka.<br />
Firman Allah Subhanahu Wata'ala :<br />
سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا<br />
صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ<br />
"(Sambil mengucapkan), 'Salamun 'alaikum bima shabartum.'<br />
Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 23 – 24). <br />
<br />
<br />
7. Menjadi golongan yang dicintai Allah<br />
merupakan cita-cita dan tujuan seorang mukmin, maka dengan kesabaran, kecintaan<br />
Allah Subhanahu Wata'ala dengan sendirinya tersandang kepadanya.<br />
Firman Allah Subhanahu Wata'ala :<br />
<br />
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ<br />
قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَآأَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ<br />
اللهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ<br />
<br />
"Dan berapa banyak nabi yang berperang, bersama-sama mereka<br />
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah<br />
karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak<br />
(pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang<br />
sabar." (Ali Imran: 146). <br />
<br />
<br />
Itulah berbagai kemuliaan, keutamaan yang dikaruniakan, pahala<br />
yang tiada terhitung, kemudian ampunan dan surga yang pasti akan diperoleh<br />
orang-orang yang bersabar.<br />
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :<br />
<br />
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ<br />
مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ<br />
حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ.<br />
<br />
"Tidaklah menimpa seorang Muslim dari keletihan atau<br />
penyakit, kecemasan, kesedihan, penderitaan, tidak pula duka cita, sampai pada<br />
duri yang menusuknya, kecuali Allah meleburkan dengannya dari<br />
dosa-dosanya." (HR.<br />
al-Bukhari: 5641 – 5642; Muslim: 2573). <br />
<br />
<br />
Bahkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam meriwayatkan satu hadits<br />
Qudsi yang beliau riwayatkan dari Sang Maha Penyabar, bahwa Allah Subhanahu<br />
Wata'ala berfirman :<br />
<br />
إذا ابْتَلَيْتُ عَبْدِيْ<br />
بِحَبِيْبَتَيْهِ فَصَبَرَ، عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ.<br />
<br />
"Bila Aku menguji hambaKu dengan kedua kekasihnya (matanya)<br />
kemudian bersabar, maka Aku ganti baginya dengan surga." (HR. al-Bukhari : 5653). <br />
<br />
<br />
Kesabaran adalah kebahagiaan hidup yang sesungguhnya, beberapa<br />
orang sahabat radiyallahu 'anhum datang memohon sesuatu kepada Rasulullah<br />
Sallallahu 'Alahi Wasallam, beliau memberinya, maka mereka datang memohon lagi,<br />
Rasul Sallallahu 'Alaihi Wasallam memberi lagi, kemudian mereka datang lagi,<br />
beliau Sallallahu 'Alaihi Wasallam memberi lagi, sampai akhirnya beliau<br />
kehabisan sesuatu untuk diberikan kepadanya, kemudian beliau Sallallahu 'Alaihi<br />
Wasallam bersabda :<br />
<br />
مَا يَكُوْنُ عِنْدِيْ<br />
مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ الله ،<br />
وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ الله ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ الله ، وَمَا<br />
أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ.<br />
<br />
"Tidak ada suatu benda berharga pun yang aku sembunyikan dari<br />
kalian semua, maka siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan<br />
menjaganya. Siapa yang mencukupkan diri (dari meminta-minta), maka Allah akan<br />
mencukupinya, dan siapa yang menyabarkan dirinya, maka Allah akan menjadikannya<br />
bersabar. Dan tidaklah seseorang mendapat karunia yang lebih baik dan lebih<br />
luas melebihi dari kesabaran." (HR. al-Bukhari-Muslim dari Abi Sa'id al-Khudri).<br />
<br />
Kesabaran itulah perhiasan akhlak yang harus kita mohonkan kepada<br />
Allah, Sayyidina Umar radiyallahu 'anhu berkata :<br />
وَجَدْنَا خَيْرَ<br />
عَيْشِنَا بِالصَّبْرِ.<br />
<br />
"Kita temukan sebaik-baik kehidupan kita adalah dengan<br />
kesabaran."<br />
<br />
Maka marilah kita memohon tambahan kokohnya kesabaran itu dengan<br />
menambah ilmu tentang keutamaan kesabaran dan menambah kokohnya iman kita<br />
tentang sifat, anugerah dan janji-janji Allah serta kehidupan dan balasan di<br />
akhirat kelak.<br />
<br />
وَاصْبِرْ وَمَاصَبْرُكَ<br />
إِلاَّبِاللهِ وَلاَتَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلاَتَكُ فِي ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ<br />
. إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ<br />
<br />
"Bersabarlah (hai Muhammad), dan tiadalah kesabaranmu itu<br />
melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap<br />
(kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka<br />
tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan<br />
orang-orang yang berbuat kebaikan." (An-Nahl: 127-128). <br />
<br />
<br />
Allaahu Ta'ala a'lam.<br />
<br />
Penyusun : MOH. ARIF RAHMAN SARIFUDIN, A.Md
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-39817669446365503262013-05-29T20:49:00.000-07:002013-05-29T20:56:34.266-07:00TINGKATAN TAWADHU' <div align="left">
<br /></div>
<div align="left">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Pertama:
Tawadhu'</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">di
dalam agama</span></b></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Yaitu
patuh dan mengerjakan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">صلي
الله عليه وسلم</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> secara pasrah, runduk dan taat. Hal itu
tidak bisa terwujud kecuali dengan tiga perkara;</span></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Tidak
mempertentangkan ajaran yang dibawa </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">o</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">leh
Nabi </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">صلي
الله عليه وسلم</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> dengan akal, analogi, perasaan,</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">atau
siasat.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Tidak
menuduh bahwa dalil-dalil dalam agama ini adalah cacat dan jelek serta
berprasangka bahwa dalil-dalil agama ada yang kurang, atau yang lainnya lebih
utama. Barangsiapa yang</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">terlintas
dalam pikirannya hal seperti ini, maka</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">salahkanlah
pemahamannya.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Tidak
menyelisihi nash dan dalil yang telah</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">tetap.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Kedua:
Menerima kebenaran dari orang yang dicintai atau yang
dibenci</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Tidak
termasuk sikap tawadhu' adalah menolak kebenaran dikarenakan ia berasal dari
musuh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Ketiga:
Menjunjung al-haq</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Yaitu
menjadikan al-haq dan perintah sebagai dasar perbuatan dan menjalankan ibadah
kepada Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> semata-mata karena perintah dari Alloh
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">سبحانه
و تعالي</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> dan bukan karena kebiasaan atau hawa
nafsu.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Madarij
as-Salikin</span></i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
2/383-388, Ibnul Qoyyim</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
</div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Sumber :www.ibnumajjah.wordpress.com</span></div>
</div>
</div>
</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-9625073973798920142013-05-29T20:46:00.000-07:002013-05-29T20:57:10.929-07:00MACAM-MACAM TAWADHU' <table align="center" background="/" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 659px;"><tbody>
<tr>
<td width="5"><br /></td>
<td><div align="left">
<br /></div>
<div align="left">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Pertama:
Tawadhu' yang terpuji</span></b></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Yaitu
tawadhu'nva seorang hamba ketika melaksanakan perintah Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> dan meninggalkan larangan-Nya. Karena jiwa
ini secara tabiat akan mencari kesenangan dan rasa lapang serta tidak ingm
terbebani sehingga akan menimbulkan keinginan lari dari peribadatan dan tetap
dalam kesenangannya. Maka apabila seorang hamba mampu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menundukan dirinya dengan melaksanakan
perintah Alloh dan menjauhi larangan-Nya, sungguh ia telah tawadhu' dalam
peribadatan.</span></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Kedua:
Tawadhu' yang tercela</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Yaitu
tawadhu'nya seseorang kepada orang yang mempunyai pangkat dunia karena berharap
mendapat bagian dunia darinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Orang
yang memiliki akal sehat dan selamat tentunya ia akan berusaha meninggalkan
tawadhu' tercela ini dan akan berusaha berhias dengan sifat tawadhu' yang
terpuji.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Roudhotul
Uqola</span></i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
hlm.59, Ibnu Hibban, <i>Nadhrotun Na'im</i> 4/1256-1257, <i>Nahwa Akhlaq
as-Salaf</i> hlm.153, Salim al-Hilali, <i>Aina Nahnu Min Haulaa</i> hlm.127,
Abdul Malik al-Qosim</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Sumber:www.ibnumajjah.wordpress.com </span></div>
</div>
</div>
</span></span>
</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-29878008397118617882013-05-29T20:38:00.000-07:002013-05-29T20:43:19.393-07:00KEUTAMAAN TAWADHU'<div align="left">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span></div>
<div align="center">
<span style="font-size: large;"><span style="color: maroon; font-family: Tahoma; font-size: small;"><br /> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Tidaklah
sifat yang terpuji melainkan menyimpan keutamaan. Ini adalah sebagai pendorong
bagi kita agar segera berhias dengan sifat tersebut. Di antara keutamaan sifat
tawadhu' adalah;</span></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span></b><span dir="ltr"></span><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Menjalankan
perintah Alloh </span></b><b><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></b></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Alloh
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berfirman:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">وَاخْفِضْ
جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">"Dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman. (QS. asy-Syu'aro [26]: 215)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Syaikh
Ibnu Utsaimin </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: Arial;">رحمه
الله</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berkata: "Maksudnya adalah tawadhu', karena
orang yang sombong melihat dirinya bagaikan burung yang terbang di angkasa, maka
Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> memerintahkan untuk merendahkan sayapnya
dan merendahkan diri terhadap orang-orang beriman yang mengikati Nabi
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: Arial;">صلي
الله عليه وسلم</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span>.'" <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a>
</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span></b><span dir="ltr"></span><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Alloh
</span></b><b><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span></b><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="mso-spacerun: yes;">
</span>membenci orang yang sombong</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Alloh
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">سبحانه
و تعالي</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berfirman:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">وَلَا
تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">"Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman [31]:
18)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Sahabat
mulia Ibnu Abbas </span><span style="font-size: small;"><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; mso-ascii-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: Arial;">رضي
الله عنهما</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berkata: "Yaitu janganlah kamu sombong,
sehingga membawa kalian merendahkan hamba Alloh dan berpaling dari mereka jika
mereka berbicara kepadamu." <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span></b><span dir="ltr"></span><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Perangai
hamba yang terpuji</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Alloh
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berfirman:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right; text-indent: 21.3pt;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">وَعِبَادُ
الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ
الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَاماً</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">"Dan
hamba-hamba Alloh yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS. al-Furqon
[25]: 63)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Imam
Ibnul Qoyyim </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">رحمه
الله</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> mengatakan: "Firman Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Arial; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: Arial;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berjalan di atas bumi dengan rendah hati
yaitu mereka berjalan dengan tenang, penuh dengan ketawadhu'an, tidak congkak
dan sombong." <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span></b><span dir="ltr"></span><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Jalan
menuju surga</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Alloh
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">سبحانه
و تعالي</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berfirman:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">تِلْكَ
الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ
وَلَا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">"Negeri
akhirat<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></span></a>
itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan
berbuat</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">kerusakan
di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span></span></a>
adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. al-Qoshos [28]:
83)</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span></b><span dir="ltr"></span><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Mengangkat
derajat seorang hamba</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Selayaknya
bagi setiap muslim untuk berhias diri dengan sifat tawadhu' karena dengan
tawadhu' tersebut Alloh if. akan meninggikan derajatnya. Rosululloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">صلي
الله عليه وسلم</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> bersabda;</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">وَمَا
تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">“</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Tidaklah
seseorang tawadhu' karena Alloh kecuali Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> mengangkat derajatnya." (HR. Muslim:
2588)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Imam
an-Nawawi</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">رحمه
الله</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> berkata: "Hadits ini mempunyai dua
makna:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Pertama:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">سبحانه
و تعالي</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> akan meninggikan derajatnya di dunia, dan
mengokohkan sifat tawadhu'nya dalam hati hingga Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> mengangkat derajatnya di mata
manusia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Kedua:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
Pahala di akhirat, yakni Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> akan mengangkat derajatnya di akhirat
disebabkan tawadhu'nya di dunia.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span></span></span></a>
</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span></b><span dir="ltr"></span><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Mendatangkan
rasa cinta, persaudaraan dan</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">menghilangkan
kebencian</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Rosululloh
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 200%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">صلي
الله عليه وسلم</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> bersabda:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">وَإِنَّ
اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">"Sesungguhnya
Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu',
hingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya atas orang lain dan tidak
ada lagi orang yang menyakiti atas orang lain." (HR. Muslim: 2865)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Syarah
Riyadhus Sholihin</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
3/515</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Fathu</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">l</span></i><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
Qodir</span></i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
4/301, Syaukani</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Madarijus
Salikin</span></i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
2/375, Ibnul Qoyyim, Tahqiq: Amir Ali Yasin</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Yang
dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan kenikmatan di
akhirat</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Maksudnya:
surga</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Syarah
Shohih Muslim</span></i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
16/143</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"> Sumber :www.ibnumajjah.wordpress.com </span></div>
</div>
</div>
</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-88305919322602372602013-05-29T20:35:00.001-07:002013-05-29T20:44:28.147-07:00SYARAT TAWADHU'<div align="center">
<table align="center" background="template/old_book.gif" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 15px; width: 759px;">
<tbody>
<tr>
<td><span style="color: white; font-size: large;"><span style="color: #a810f6; font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span>
<div align="center">
</div>
<span style="color: white; font-size: large;"><span style="color: #a810f6; font-family: Tahoma; font-size: small;">
<table align="center" background="/" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 42px; width: 659px;">
<tbody>
<tr>
<td><div align="left">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span></div>
<div align="center">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Tawadhu'
adalah akhlak yang agung dan ia tidak sah kecuali dengan dua
syarat;</span></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
</span></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Pertama:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
Ikhlas karena Alloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">عزّوجلّ</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> semata. Rosululloh </span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">صلي
الله عليه وسلم</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> bersabda;</span></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Tahoma; font-size: small;">
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">وَمَا
تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">"Tidaklah
seseorang tawadhu' karena Alloh, kecuali Alloh akan angkat derajatnya." (HR.
Muslim: 2588)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Kedua:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">
Kemampuan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Rosululloh
</span><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">صلي
الله عليه وسلم</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"><span dir="ltr"></span><span dir="ltr"></span> bersabda:</span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: right;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic','serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Verdana; mso-hansi-font-family: Verdana;">مَنْ
تَرَكَ اللِّبَاسَ تَوَاضُعًا لِلَّهِ وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ دَعَاهُ اللَّهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنْ أَيِّ
حُلَلِ الْإِيمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 20pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 21.3pt; tab-stops: 21.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">"Barangsiapa
yang meninggalkan pakaian<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>karena tawadhu' kepada Alloh<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a>
padahal dia mampu, maka Alloh akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan
seluruh makhluk hingga Alloh memberinya pilihan dari perhiasan penduduk surga,
ia bisa memakainya sekehendaknya." <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8608605198679334541#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></a></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Yaitu
pakaian yang bagus dan mahal.</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Maksudnya
bukan karena ingin dikatakan dia adalah orang yang tawadhu', zuhud atau lainnya.
(<i>Tuhfatul Ahwadzi</i> 7/154, Mubarok Fury)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US" style="color: blue; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: Verdana;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';">
</span></span></span><span dir="ltr"></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">HR.
Tirmidzi: 2481, Ahmad 3/439, Hakim 4/183, Abu Nu'aim dalam <i>al-Hilyah</i> 8/48
dll. Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam <i>ash-Shohihah</i>
no.718</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 10pt 14.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic';">Sumber : </span>www.ibnumajjah.wordpress.com</div>
<div align="center">
<span style="color: white; font-size: large;"><span style="color: #a810f6; font-family: Tahoma; font-size: small;"><br />
</span></span></div>
</div>
</div>
</span></span>
</td></tr>
</tbody></table>
</span></span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div align="center">
<div align="center">
<table align="center" background="template/old_book.gif" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 50px; width: 761px;">
<tbody>
<tr>
<td align="center" valign="top" width="400"><span style="font-size: x-small;"> </span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-52590586930477182922013-05-28T22:33:00.001-07:002013-05-29T19:52:23.481-07:00PENGHAPUS-PENGHAPUS DOSA1.Menyempurnakan wudhu dan berjalan menuju masjid.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا ويرفع به الدرجات قالوا بلى يا رسول الله قال إسباغ الوضوء على المكاره وكثرة الخطا إلى المساجد وانتظار الصلاة بعد الصلاة فذلكم الرباط فذلكم الرباط فذلكم الرباط
رواه مالك ومسلم والترمذي والنسائي وابن ماجه بمعناه
“Apakah kalian mau aku tunjukkan sesuatu dengannya Allah menghapuskan dosa dan ,meningkatkan derajat?” mereka berkata:’Tentu wahai Rasulullah ‘. Beliau menjawab:”Sempurnakanlah wudhu walaupun dalam kondisi tidak menyenangkan, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu shalat setelah shalat, maka itu adalah ribath, itu adalah ribath, itu adalah ribath (berjaga-jaga di daerah perbatasan musuh)” (Diriwayatkan oleh Imam Malik, Muslim, at-Tirmidzi dll. Lihat Shahih at-Targhib wa at-Tarhiib 185)<br />
<br />
2.Puasa hari ‘Arafah dan ‘Asyuraa’
صيام يوم عرفة إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله و السنة التي بعده و صيام يوم عاشوراء إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله .
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Puasa hari ‘Arafah, aku berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala hal itu menghapuskan satu tahun sebelumnya dan sesudahnya, dan puasa ‘Asyuraa’ aku berharap kepada Allah hal itu menghapuskan satu tahun sebelumnya” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Lihat Shahih al-Jaami’).<br />
<br />
3. Shalat malam di bulan Ramadhan
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه رواه البخاري ومسلم وأبو داود والترمذي والنسائي
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa yang, ,menghidupkan ramadhan (shalat di malamnya), diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasaai).<br />
<br />
4. Haji mabrur
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من حج فلم يرفث ولم يفسق رجع من ذنوبه كيوم ولدته أمه رواه البخاري وغيره
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa yang berhaji dan dia tidak berbuat rafats (hubungan suami istri) dan tidak berbuat kefasikan maka kembali dari dosanya seperti hari ketika dilahirkan oleh ibunya”.(HR.al-Bukhari dan lainnya)
Dan Rasulullah shallahu 'alaihi wasalam juga bersabda:
الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة رواه أحمد والطبراني في الأوسط صحيح الجامع (3170)
”Haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga”.(HR. Imam Ahmad dan ath-Thabrani. Shahihul Jami; (3170)).<br />
<br />
5. Memaafkan (menghapus atau memberi tempo) orang yang berhutang dan bangkrut
Dari Abu Hurairah berkata:
عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ( كان تاجر يداين الناس فإذا رأى معسرا قال لفتيانه تجاوزوا عنه لعل الله يتجاوز عنا فتجاوز الله عنه ) رواه البخاري فتح الباري(4/309)
Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:”Dahulu ada seorang pedagang yang memberikan hutang kepada manusia (para pembeli), apabila dia melihat mereka kesusahan dalam membayarnya dia berkata kepada pembantunya:’Maafkanlah dia (hapuskam atau tangguhkan hutangnya), semoga Allah kelak akan memaafkan kita. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memaafkannya”.(HR Imam al-Bukhari. Fathul Bari 4/309).<br />
<br />
6. Mengikuti/menyusul keburukan dengan kebaikan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (artinya):
”Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapuskan keburukan”. (QS.Huud: 114)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
7 - اتق الله حيثما كنت و أتبع السيئة الحسنة تمحها و خالق الناس بخلق حسن . ( حسن ) انظر حديث رقم : 97 في صحيح الجامع .
”Bertaqwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, dan ikutilah/susullah perbuatan buruj dengan kebaikanm, nisscaya dia (kebaikan) akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang terpuji”.(hadits hasan. Lihat hadits ke 97 dalam Shahihul Jami’)<br />
<br />
7.Menybarkan salam dan mempebagus ucapan,Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إن من موجبات المغفرة بذل السلام و حسن الكلام " .رواه الخرائطي في " مكارم الأخلاق وصححه الألباني في " السلسلة الصحيحة " 1935
”Sesungguhnya yang termasuk sebab pengampunan adalah menyebarkan salam dan baik dalam perkataan”.(HR.al-Kharaaithy dalam Makarimul Akhlaq. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah 1935)<br />
<br />
8. Sabar ketika mendapatkan ujian,Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إن الله تعالى يقول : إذا ابتليت عبدا من عبادي مؤمنا ، فحمدني و صبر على ما ابتليته به ، فإنه يقوم من مضجعه ذلك كيوم ولدته أمه من الخطايا ، و يقول الرب للحفظة : إني أنا قيدت عبدي هذا و ابتليته ، فأجروا له من الأجر ماكنتم تجرون له قبل ذلك و هو صحيح " . أخرجه أحمد ( 4 / 123 ) وحسنه الألباني في " السلسلة الصحيحة "144
”Sesungguhnnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:”Apabila Aku menguji salah seorang hambaku dari hamba-hamba-Ku yang beriman, lalu dia memuji-Ku dan bersabar terhadap ujian yang menimpanya, maka dia bangkit dari pembaringannya seperti ketika dia baru dilahirkan oleh ibunya (bersih) dari dosa. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada para Malaikat penjaga:”Aku telah mengikat hamba-Ku ini dan telah mengujinya, maka tulislah baginya pahala sebagaimana kalian menulisnya sebelum itu ketika dia sehat”.(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 4/123 dan dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah 144)<br />
<br />
9.Menjaga Shalat lima waktu, sholat Jum’at dan puasa Ramadhan,Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ.
”Shalat lima waktu, (dari) shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, selama dosa besar dijauhi”.(HR. Imam Muslim)<br />
<br />
10. Menyempurnakan wudhu
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ – أَوِ الْمُؤْمِنُ – فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ ».
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu, maka ketika membasuh wajahnya keluar dari wajahnya dosa yang dia lihat dengan matanya bersama air wudhu atau tetesan air terakhir. Apabila membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari setiap tangannya dosa yang dia lakukan dengan tangannya bersama air atau air tetesan terakhir. Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah dari tiap-tiap kakinya dosa yang dia tempuh dengan kakinya bersama air atau air tetesan terakhir”.(Syarah Shahih Musllim oleh Imam Nawawi rahimahullah).
Allaahu a’lam.<br />
<br />
Penyusun : MOH. ARIF RAHMAN SARIFUDIN, A.Md
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-82441534372423507862013-05-28T01:52:00.005-07:002013-05-28T01:52:51.953-07:00<table cellpadding="0" cellspacing="0">
<colgroup><col width="27"></col>
<col width="64"></col>
<col width="199"></col>
<col width="49"></col>
<col width="36"></col>
<col width="71"></col>
<col width="224"></col>
</colgroup><tbody>
<tr height="30">
<td bgcolor="#FFFF66" colspan="7"><div align="center">
<span class="style1">JADWAL KHOTIB JUM'AT
</span>
<br />
<div align="center" class="style1">
</div>
<div align="center" class="style1">
MASJID AL KAROMAH RW. 01 KEGIREN</div>
<div align="center" class="style1">
TAHUN 2013</div>
</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td colspan="7" height="21"></td>
</tr>
<tr height="21">
<td bgcolor="#00FF33" bordercolor="#FF0000" colspan="3" height="21"><div align="center">
JANUARI</div>
</td>
<td width="65"></td>
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3"><div align="center">
PEBRUARI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td bordercolor="#FF0000" height="21" width="41"><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td bordercolor="#FF0000" width="43"><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td bordercolor="#FF0000" width="208"><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td width="33"><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td width="48"><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td width="245"><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" bordercolor="#FF0000" height="21"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right" bordercolor="#FF0000"><div align="center">
4</div>
</td>
<td bordercolor="#FF0000"><div align="center">
AHMAD MURSIDI</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td><div align="center">
KHAERUDIN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" bordercolor="#FF0000" height="21"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right" bordercolor="#FF0000"><div align="center">
11</div>
</td>
<td bordercolor="#FF0000"><div align="center">
DAMANHURI</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
8</div>
</td>
<td><div align="center">
LUQMANUL HAKIM</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" bordercolor="#FF0000" height="21"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right" bordercolor="#FF0000"><div align="center">
18</div>
</td>
<td bordercolor="#FF0000"><div align="center">
AHMAD JOHARUDIN</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
15</div>
</td>
<td><div align="center">
MOH. ARIF RAHMAN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" bordercolor="#FF0000" height="21"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right" bordercolor="#FF0000"><div align="center">
25</div>
</td>
<td bordercolor="#FF0000"><div align="center">
KOSASIH NATAWIJAYA</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
22</div>
</td>
<td><div align="center">
RUDI NURROHMAN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3" height="21"><div align="center">
M A R E T</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3"><div align="center">
A P R I L</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td height="21"><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td><div align="center">
ABDULLAH YAHYA</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
5</div>
</td>
<td><div align="center">
RUDI NURROHMAN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
8</div>
</td>
<td><div align="center">
BAMBANG PRAWOTO</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
12</div>
</td>
<td><div align="center">
KHAERUDIN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
15</div>
</td>
<td><div align="center">
MUHAJIR</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
19</div>
</td>
<td><div align="center">
DAMANHURI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
22</div>
</td>
<td><div align="center">
SAID BAUMAR</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
26</div>
</td>
<td><div align="center">
SYAHRONI KRIANI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
5</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
29</div>
</td>
<td><div align="center">
AHMAD MURSIDI</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3" height="21"><div align="center">
M E I</div>
</td>
<td></td>
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3"><div align="center">
J U N I </div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td height="21"><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
<td></td>
<td><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
3</div>
</td>
<td><div align="center">
MOH. ARIF RAHMAN</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
7</div>
</td>
<td><div align="center">
RUDI NURROHMAN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
10</div>
</td>
<td><div align="center">
LUQMANUL HAKIM</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
14</div>
</td>
<td><div align="center">
Drs. YASIN, M.Pd.I</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
17</div>
</td>
<td><div align="center">
AHMAD JOHARUDIN</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
21</div>
</td>
<td><div align="center">
AHMAD MURSIDI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
24</div>
</td>
<td><div align="center">
DAMANHURI</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
28</div>
</td>
<td><div align="center">
KHAERUDIN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
5</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
31</div>
</td>
<td><div align="center">
MUHAJIR</div>
</td>
<td></td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3" height="21"><div align="center">
J U L I</div>
</td>
<td></td>
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3"><div align="center">
AGUSTUS</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td height="21"><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
<td></td>
<td><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
5</div>
</td>
<td><div align="center">
BAMBANG PRAWOTO</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
2</div>
</td>
<td><div align="center">
LUQMANUL HAKIM</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
12</div>
</td>
<td><div align="center">
SAID BAUMAR</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
9</div>
</td>
<td><div align="center">
MOH. ARIF RAHMAN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
19</div>
</td>
<td><div align="center">
ABDULLAH YAHYA</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
16</div>
</td>
<td><div align="center">
AHMAD MURSIDI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
26</div>
</td>
<td><div align="center">
SYAHRONI KRIANI</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
23</div>
</td>
<td><div align="center">
H. MUKHLIS</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td height="21"><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td></td>
<td align="right"><div align="center">
5</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
30</div>
</td>
<td><div align="center">
MUHAJIR</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3" height="21"><div align="center">
SEPTEMBER</div>
</td>
<td></td>
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3"><div align="center">
OKTOBER</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td height="21"><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
<td></td>
<td>N0. </td>
<td>TGL</td>
<td>NAMA KHOTIB</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
6</div>
</td>
<td><div align="center">
DAMANHURI</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
4</div>
</td>
<td><div align="center">
KHAERUDIN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
13</div>
</td>
<td><div align="center">
RUDI NURROHMAN</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
11</div>
</td>
<td><div align="center">
BAMBANG PRAWOTO</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
20</div>
</td>
<td><div align="center">
ABDULLAH YAYHYA</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
18</div>
</td>
<td><div align="center">
AHMAD JOHARUDIN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
27</div>
</td>
<td><div align="center">
MOH. ARIF RAHMAN</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
25</div>
</td>
<td><div align="center">
SYAHRONI KRIANI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3" height="21"><div align="center">
NOPEMBER</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td bgcolor="#00FF33" colspan="3"><div align="center">
DESEMBER</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td height="21"><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
N0. </div>
</td>
<td><div align="center">
TGL</div>
</td>
<td><div align="center">
NAMA KHOTIB</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td><div align="center">
Drs. YASIN, M.Pd.I</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
1</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
6</div>
</td>
<td><div align="center">
LUQMANUL HAKIM</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
8</div>
</td>
<td><div align="center">
KOSASIH NATAWIJAYA</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
2</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
13</div>
</td>
<td><div align="center">
RUDI NURROHMAN</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
15</div>
</td>
<td><div align="center">
H. MUKHLIS</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
3</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
20</div>
</td>
<td><div align="center">
AHMAD MURSIDI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
22</div>
</td>
<td><div align="center">
SAID BAUMAR</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
4</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
27</div>
</td>
<td><div align="center">
SYAHRONI KRIANI</div>
</td>
</tr>
<tr height="21">
<td align="right" height="21"><div align="center">
5</div>
</td>
<td align="right"><div align="center">
29</div>
</td>
<td><div align="center">
MUHAJIR</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
</tr>
<tr height="20">
<td height="20"><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
<td><div align="center">
</div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-78330456614811338162013-05-24T01:01:00.002-07:002013-05-24T01:01:26.229-07:00Pentingnya Amalan Hati<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhTXjNhBTtNsgYN8v-S24-4mg9NL9QEn9T5zeljpzm0kwYVzj08NMiS-HWEC064vTRLJ7Q64jjIlHTEMkcGbU9NsXcj7WtDt9Ka7X75hh9eQr9_3b0vHHHS7Ilqt5jUqRMaPw6elu2f7Y/s1600/daun-hati.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhTXjNhBTtNsgYN8v-S24-4mg9NL9QEn9T5zeljpzm0kwYVzj08NMiS-HWEC064vTRLJ7Q64jjIlHTEMkcGbU9NsXcj7WtDt9Ka7X75hh9eQr9_3b0vHHHS7Ilqt5jUqRMaPw6elu2f7Y/s320/daun-hati.jpg" width="320" /></a></div>
Kebanyakan orang memberi perhatian besar terhadap amalan-amalan dzohir.
Kita dapati sebagian orang benar-benar berusaha untuk bisa sholat
sebagaimana sholatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka seluruh
gerakan-gerakan sholat Nabi yang terdapat dalam hadits-hadits yang
shahih berusaha untuk diterapkannya. Sungguh ini merupakan kenikmatan
dan kebahagian bagi orang yang seperti ini. Bukankah Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda :
صَلوُّا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلّي
"Sholatlah kalian sebagaimana aku sholat"
<span class="fullpost">
Demikian juga perihalnya dengan haji, kebanyakan orang benar-benar
berusaha untuk bisa berhaji sebagaimana haji Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, sebagai bentuk pengamalan dari sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam:
لِتَأْخُذُوْا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ
"Hendaknya kalian mengambil manasik haji kalian dariku"
Akan tetapi…..
Ternyata banyak juga orang-orang yang memberi perhatian besar terhadap
amalan-amalan yang dzohir –termasuk penulis sendiri- yang ternyata lalai
dari amalan hati…
Sebagai bukti betapa banyak orang yang bisa jadi gerakan sholatnya
seratus persen sama seperti gerakan sholat Nabi akan tetapi apakah
mereka juga memberi perhatian besar terhadap kekhusyu'an dalam sholat
mereka??
Bukankah Nabi bersabda
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرفُ؛ وَمَا كُتِبَ إِلا عُشُرُ صلاتِهِ، تُسُعُها،
ثُمُنُها، سُبُعُها، سُدُسُها، خُمُسُها، رُبُعُها، ثلُثُها، نِصْفها
"Sesungguhnya seseorang selesai dari sholatnya dan tidaklah dicatat
baginya dari pahala sholatnya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya,
seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya,
seperempatnya, sepertiganya, setengahnya" (HR bu Dawud no 761 dan
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Al-Munaawi rahimahullah berkata
أَنَّ ذَلِكَ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلاَفِ الأَشْخَاص بِحَسَبِ الْخُشُوْعِ
وَالتَّدَبُّرِ وَنَحْوِهِ مِمَّا يَقْتَضِي الْكَمَالَ
"Perbedaan pahala sholat tersebut sesuai dengan perbedaan orang-orang
yang sholat berdasarkan kekhusyu'an dan tadabbur (bacaan sholat) dan
yang semisalnya dari perkara-perkara yang mendatangkan kesempurnaan
sholat" (Faidhul Qodiir 2/422)
Bukankah khusyuk merupakan ruhnya sholat??. Bukankah Allah tidak memuji
semua orang yang sholat, akan tetapi hanya memuji orang beriman yang
khusyuk dalam sholatnya??
Allah berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(٢
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang
yang khusyu' dalam sembahyangnya (QS Al-Mukminun : 1-2)
Hal ini dengan jelas menunjukan akan pentingnya amalan hati. Oleh
karananya Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah berkata;
وَفِي الأَثَرِ أَنَّ الرَّجُلَيْنِ لَيَكُوْنُ مَقَامُهُمَا فِي الصَّفِّ
وَاحِدًا وَبَيْنَ صَلاَتَيْهِمَا كَمَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
"Dalam sebuah atsar bahwasanya sungguh dua orang berada di satu saf
sholat namun perbedaan antara nilai sholat keduanya sebagaimana antara
timur dan barat" (Minhaajus Sunnah 6/137)
Sungguh merupakan perkara yang menyedihkan… banyak diantara kita yang
memiliki ilmu yang tinggi, melakukan amalan-amalan dzohir yang luar
biasa… akan tetapi dalam masalah amalan hati maka sangatlah lemah. Ada
diantara mereka yang sangat mudah marah… sangat tidak sabar…kurang
tawakkal…, yang hal ini menunjukkan lemahnya iman terhadap taqdiir.
Tatkala datang perkara yang genting maka terlihat dia seperti anak kecil
yang tidak sabar dan mudah marah… menunjukan lemahnya amalan hatinya.
Meskipun ilmunya tinggi…, meskipun amalannya banyak.. akan tetapi ia
adalah orang awam dalam masalah hati. Bahkan bisa jadi banyak orang awam
yang jauh lebih baik darinya dalam amalan hati.
Renungan…
Renungkanlah hadits berikut ini sebagaimana dituturkan oleh Anas bin
Malik radhiallahu 'anhu:
كُنَّا جُلُوسًا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ: " يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ "
فَطَلَعَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، تَنْطِفُ لِحْيَتُهُ مِنْ وُضُوئِهِ،
قَدْ تَعَلَّقَ نَعْلَيْهِ فِي يَدِهِ الشِّمَالِ، فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ،
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، مِثْلَ ذَلِكَ،
فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ مِثْلَ الْمَرَّةِ الْأُولَى . فَلَمَّا كَانَ
الْيَوْمُ الثَّالِثُ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
مِثْلَ مَقَالَتِهِ أَيْضًا، فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ عَلَى مِثْلِ
حَالِهِ الْأُولَى، فَلَمَّا قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ تَبِعَهُ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ فَقَالَ:
إِنِّي لَاحَيْتُ أَبِي فَأَقْسَمْتُ أَنْ لَا أَدْخُلَ عَلَيْهِ ثَلَاثًا،
فَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تُؤْوِيَنِي إِلَيْكَ حَتَّى تَمْضِيَ فَعَلْتَ ؟
قَالَ: نَعَمْ
"Kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
maka beliapun berkata : "Akan muncul kepada kalian sekarang seorang
penduduk surga". Maka munculah seseorang dari kaum Anshoor, jenggotnya
masih basah terkena air wudhu, sambil menggantungkan kedua sendalnya di
tangan kirinya. Tatkala keesokan hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
mengucapkan perkataan yang sama, dan munculah orang itu lagi dengan
kondisi yang sama seperti kemarin. Tatkala keesokan harinya lagi (hari
yang ketiga) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengucapkan
perkataan yang sama dan muncul juga orang tersebut dengan kondisi yang
sama pula. Tatkala Nabi berdiri (pergi) maka Abdullah bin 'Amr bin
Al-'Aash mengikuti orang tersebut lalu berkata kepadanya : "Aku
bermasalah dengan ayahku dan aku bersumpah untuk tidak masuk ke rumahnya
selama tiga hari. Jika menurutmu aku boleh menginap di rumahmu selama
tiga hari?. Maka orang tersebut berkata, "Silahkan".
Anas bin Malik melanjutkan tuturan kisahnya :
وَكَانَ عَبْدُ اللهِ يُحَدِّثُ أَنَّهُ بَاتَ مَعَهُ تِلْكَ اللَّيَالِي
الثَّلَاثَ، فَلَمْ يَرَهُ يَقُومُ مِنَ اللَّيْلِ شَيْئًا، غَيْرَ أَنَّهُ
إِذَا تَعَارَّ وَتَقَلَّبَ عَلَى فِرَاشِهِ ذَكَرَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
وَكَبَّرَ، حَتَّى يَقُومَ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ . قَالَ عَبْدُ اللهِ:
غَيْرَ أَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ يَقُولُ إِلَّا خَيْرًا، فَلَمَّا مَضَتِ
الثَّلَاثُ لَيَالٍ وَكِدْتُ أَنْ أَحْقِرَ عَمَلَهُ، قُلْتُ: يَا عَبْدَ
اللهِ إِنِّي لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَ أَبِي غَضَبٌ وَلَا هَجْرٌ
ثَمَّ، وَلَكِنْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ لَكَ ثَلَاثَ مِرَارٍ: " يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ " فَطَلَعْتَ أَنْتَ الثَّلَاثَ مِرَارٍ، فَأَرَدْتُ
أَنْ آوِيَ إِلَيْكَ لِأَنْظُرَ مَا عَمَلُكَ، فَأَقْتَدِيَ بِهِ، فَلَمْ
أَرَكَ تَعْمَلُ كَثِيرَ عَمَلٍ، فَمَا الَّذِي بَلَغَ بِكَ مَا قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: مَا هُوَ إِلَّا
مَا رَأَيْتَ . قَالَ: فَلَمَّا وَلَّيْتُ دَعَانِي، فَقَالَ: مَا هُوَ
إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنَ
الْمُسْلِمِينَ غِشًّا، وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ
اللهُ إِيَّاهُ . فَقَالَ عَبْدُ اللهِ هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ،
وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ
"Abdullah bin 'Amr bin al-'Aaash bercerita bahwasanya iapun menginap
bersama orang tersebut selama tiga malam. Namun ia sama sekali tidak
melihat orang tersebut mengerjakan sholat malam, hanya saja jika ia
terjaga di malam hari dan berbolak-balik di tempat tidur maka iapun
berdzikir kepada Allah dan bertakbir, hingga akhirnya ia bangun untuk
sholat subuh. Abdullah bertutur : "Hanya saja aku tidak pernah
mendengarnya berucap kecuali kebaikan. Dan tatkala berlalu tiga hari
–dan hampir saja aku meremehkan amalannya- maka akupun berkata kepadanya
: Wahai hamba Allah (fulan), sesungguhnya tidak ada permasalahan antara
aku dan ayahku, apalagi boikot. Akan tetapi aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam berkata sebanyak tiga kali : Akan muncul
sekarang kepada kalian seorang penduduk surga", lantas engkaulah yang
muncul, maka akupun ingin menginap bersamamu untuk melihat apa sih
amalanmu untuk aku contohi, namun aku tidak melihatmu banyak beramal.
Maka apakah yang telah menyampaikan engkau sebagaimana sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam?". Orang itu berkata : "Tidak ada kecuali
amalanku yang kau lihat". Abdullah bertutur : "Tatkala aku berpaling
pergi maka iapun memanggilku dan berkata : Amalanku hanyalah yang engkau
lihat, hanya saja aku tidak menemukan perasaan dengki (jengkel) dalam
hatiku kepada seorang muslim pun dan aku tidak pernah hasad kepada
seorangpun atas kebaikan yang Allah berikan kepadanya". Abdullah
berkata, "Inilah amalan yang mengantarkan engkau (menjadi penduduk
surge-pen), dan inilah yang tidak kami mampui" (HR Ahmad 20/124 no
12697, dengan sanad yang shahih)
Perhatikanlah hadits yang sangat agung ini, betapa tinggi nilai amalan
hati di sisi Allah. Sahabat tersebut sampai dinyatakan sebagai penduduk
surga oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebanyak tiga kali selama
tiga hari berturut-turut. Padahal amalan hati yang ia lakukan –yaitu
tidak dengki dan hasad- bukanlah amalan hati yang paling mulia, karena
masih banyak amalan hati yang lebih mulia lagi seperti ikhlas, tawakkal,
sabar, berhusnudzon kepada Allah, dan lain-lain. Namun demikian telah
menjadikan sahabat ini menjadi penduduk surga. Padahal amalan dzohirnya
sedikit, sahabat ini tidak rajin berpuasa sunnah dan tidak rajin sholat
malam, akan tetapi yang menjadikannya mulia… adalah amalan hatinya.
Hadits ini juga menunjukan bahwa amalan hati jauh lebih berat daripada
amalan dzohir. Semua orang bisa saja puasa, semua orang bisa saja bangun
sholat malam, semua orang bisa saja sholat sesuai sunnah Nabi, semua
orang bisa saja berpakaian sebagaimana yang disunnahkan oleh Nabi… akan
tetapi ..:
- Betapa banyak diantara kita yang tahu akan bahayanya riyaa
namun masih saja terlena dengan kenikmatan semu riyaa', bangga tatkala
dipuji hingga kepala membesar hampir sebesar gunung…
- Betapa banyak diantara kita yang tahu akan bahaya 'ujub, akan
tetapi tetap saja bangga dengan amalan dan karya sendiri…
- Betapa banyak diantara kita sudah menghapalkan sabda Nabi
"Janganlah marah…", akan tetapi hati ini susah untuk bersabar dan
menerima taqdir Allah yang memilukan…
- Betapa banyak diantara kita yang sudah mengilmui bahwasanya
semua taqdir dan keputusan Allah adalah yang terbaik akan tetapi tetap
saja bersuudzon kepada Allah…
- Betapa banyak diantara kita yang sudah mengilmui dengan ilmu
yang tinggi bahwasanya Allahlah yang mengatur dan memutuskan segala
sesuatu, akan tetapi tetap saja tawakkalnya kurang kepada Allah..
- Dan seterusnya..
Besar Kecilnya Nilai Amalan Dzohir Bergantung Dengan Amalan Hati
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ
ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
"Janganlah kalian mencela para sahabatku, kalau seandainya salah seorang
dari kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud maka tidak akan menyamai
infaq mereka (kurma atau gandum sebanyak-pen) dua genggam tangan atau
segenggam tangan" (HR Al-Bukhari no 3673 dan Muslim no 221)
Perhatikanlah…tahukah para pembaca yang budiman bahwasanya gunung Uhud
panjangnya sekitar 7 km dan lebarnya 2 sampai 3 km, dengan ketinggian
sekitar 350 meter?. Tentunya kalau ada emas seukuran ini maka beratnya
tibuan ton tentunya. Kalau kita memiliki emas sebesar itu..., apakah
kita akan menginfakkannya??
Lantas kenapa para sahabat mendapat kemuliaan yang luar biasa ini?,
mengapa ganjaran amalan mereka sangat besar di sisi Allah??
Al-Baydhoowi berkata :
مَعْنَى الْحَديْثِ لاَ يَنَالُ أَحَدُكُمْ بِإنْفَاق مِثْلِ أُحُدٍ
ذَهَبًا منَ الْفَضْلِ وَالأَجْرِ مَا يَنَالُ أَحَدُهُمْ بِإِنْفَاق مُدِّ
طَعَامٍ أَوْ نَصِيْفِهِ وَسَبَبُ التَّفَاوُت مَا يُقَارِنُ الأَفْضَلَ
منْ مَزِيْدِ الإِخْلاَصِ وَصِدْقِ النِّيَّةِ
"Makna hadits ini adalah salah seorang dari kalian meskipun menginfakan
emas sebesar gunung Uhud maka tidak akan meraih pahala dan karunia
sebagaimana yang diraih oleh salah seorang dari mereka (para sahabat)
meskipun hanya menginfakan satu mud makanan atau setengah mud. Sebab
perbedaan tersebut adalah karena (mereka) yang lebih utama (yaitu para
sahabat) disertai dengan keikhlasan yang lebih dan niat yang benar"
(sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari 7/34)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
فَإِنَّ الْأَعْمَالَ تَتَفَاضَلُ بِتَفَاضُلِ مَا في الْقُلُوْبِ مِنَ
الإِيْمَانِ وَالْإِخْلاَصِ، وَإِنَّ الرَّجُلَيْنِ لَيَكُوْنَ
مَقَامُهُمَا فِي الصَّفِّ وَاحِدًا وَبَيْنَ صَلاَتَيْهِمَا كَمَا بَيْنَ
السَّمَاء وَالْأَرْضِ
"Sesungguhnya amalan-amalan berbeda-beda tingkatannya sesuai dengan
perbedaan tingkatan keimanan dan keikhlasan yang terdapat di hati. Dan
sungguh ada dua orang yang berada di satu shaf sholat akan tetapi
perbedaan nilai sholat mereka berdua sejauh antara langit dan bumi"
(Minhaajus sunnah 6/136-137)
Beliau juga berkata,
أَنَّ الْأَعْمَالَ الظَّاهِرَةَ يَعْظُمُ قَدْرُهَا وَيَصْغُرُ قَدْرُهَا
بمَا في الْقُلُوْبِ، وَمَا فِي الْقُلُوْبِ يَتَفَاضَلُ لاَ يَعْرِفُ
مَقَادِيْرَ مَا فِي الْقُلُوْبِ مِنَ الْإِيْمَانِ إِلاَّ اللهُ
"Sesungguhnya amalan-amalan lahiriah (dzohir) nilainya menjadi besar
atau menjadi kecil sesuai dengan apa yang ada di hati, dan apa yang ada
di hati bertingkat-tingkat. Tidak ada yang tahu tingkatan-tingkatan
keimanan dalam hati-hati manusia kecuali Allah" (Minhaajus Sunnah 6/137)
Oleh karenanya Allah berfirman
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ
التَّقْوَى مِنْكُمْ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai
(keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya
(QS Al-Hajj : 37)
Tentunya banyak orang yang menyembelih hewan kurban, dan banyak pula
yang menyembelih hewan hadyu (tatkala hajian), dan banyak pula orang
yang bersedekah dengan menyembelih hewan, akan tetapi bukanlah yang
sampai kepada Allah darah hewan-hewan tersebut akan tetapi yang sampai
kepada Allah adalah ketakwaan yang terdapat di hati (lihat minhaajus
sunnah 6/137)
Dari sini jelas bagi kita rahasia kenapa Allah menjadikan pahala sedikit
infaq yang dikeluarkan oleh para sahabat lebih tinggi nilainya dari
beribu-ribu ton emas yang kita sedekahkan. Sesungguhnya amalan-amalan
hati para sahabat sangatlah tinggi, keimanan para sahabat sangatlah jauh
dibandingkan keimanan kita. Mungkin kita bisa saja menilai amalan
dzhohir seseorang, akan tetapi amalan hatinya tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah. Para sahabat yang luar biasa amalan
dzohirnya bisa saja ada seorang tabiin yang meniru mereka akan tetapi
yang menjadikan mereka tetap istimewa adalah amalan hati mereka yang
sangat tinggi nilainya di sisi Allah.
Ibnu Taimiyyah berkata tentang para sahabat, "Hal ini (ditinggikannya
pahala para sahabat-pen) dikarenakan keimanan yang terdapat dalam hati
mereka tatkala mereka berinfaq di awal-awal Islam, dan masih sedikitnya
para pemeluk agama Islam, banyaknya hal-hal yang menggoda untuk
memalingkan mereka dari Islam, serta lemahnya motivasi yang mendorong
untuk berinfaq. Oleh karenanya orang-orang yang datang setelah para
sahabat tidak akan bisa memperoleh sebagaimana yang diperoleh para
sahabat… oleh karenanya tidak akan ada seorangpun yang menyamai Abu Bakr
radhiallahu 'anhu. Keimanan dan keyakinan yang ada di hatinya tidak
akan bisa disamai oleh seorangpun. Abu Bakr bin 'Ayyaas berkata مَا
سَبَقَهُمْ أَبُو بَكْرٍ بِكَثْرَةِ صَلاَةٍ وَلاَ صِيَامٍ وَلَكنْ بشَىْءٍ
وَقَرَ في قَلْبِهِ "Tidaklah Abu Bakr mengungguli para sahabat yang
lain dengan banyaknya sholat dan puasa akan tetapi karena sesuatu yang
terpatri di hatinya"
Demikian pula para sahabat yang lain yang telah menemani Rasulullah
dalam keadaan beriman kepada Nabi dan berjihad bersamanya maka timbul
dalam hati mereka keimanan dan keyakinan yang tidak akan dicapai oleh
orang-orang setelah mereka…
Sesungguhnya para ulama telah sepakat bahwasanya para sahabat secara
umum (global) lebih baik dari para tabi'in secara umum. Akan tetapi
apakah setiap individu dari para sahabat lebih mulia dari dari setiap
individu dari generasi setelah mereka?, dan apakah Mu'aawiyah
radhiallahu 'anhu lebih mulia daripada Umar bin Abdil Aziz
rahimahullah??. Al-Qodhi Iyaadh dan ulama yang lain menyebutkan ada dua
pendapat dalam permasalahan ini. Mayoritas ulama memilih pendapat
bahwasanya setiap individu sahabat lebih mulia dari setiap individu dari
generasi setelah mereka. Ini adalah pendapat Ibnul Mubarok, Ahmad bin
Hnbal dan selain mereka berdua.
Diantara argumentasi mereka adalah amalan (dzohir) para tabi'in meskipun
lebih banyak, sikap adilnya Umar bin Abdil Aziz lebih nampak dari pada
sikap adilnya Mu'aawiyah, dan ia lebih zuhud daripada Mu'aawiyah, akan
tetapi mulianya seseorang di sisi Allah adalah tergantung hakekat
keimanannya yang terdapat di hatinya…mungkin bisa saja kita mengetahui
amalan (dzohir) sebagian mereka lebih banyak dari pada sebagian yang
lain, akan tetapi bagaimana kita bisa mengetahui bahwasanya keimanannya
yang terdapat di hatinya lebih besar daripada keimanan hati yang
lain..?" (Minhaajus Sunnah An-Nabawiyyah 6/137-139)
Kota Nabi, 24 Muharram 1432 / 30 Desember 2010
Firanda Andirja
www.firanda.com</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-68103519030033613772013-05-23T00:30:00.003-07:002013-05-23T00:30:32.949-07:00<div style="color: red; text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><b>SUSUNAN PENGURUS DKM</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><b style="color: red;">RW. 01 KEGIREN</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">PENASEHAT :</span></b><span style="font-size: large;"> 1. H. Alyamin Kadir</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;"> 2. Drs. Taufik Pasha</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;"><b>KETUA :</b></span> <span style="font-size: large;">Ahmad Bisri</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">SEKRETARIS :</span></b> <span style="font-size: large;">Sutrisno</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">BENDAHARA :</span></b> <span style="font-size: large;">HJ. Ratnawati</span></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">BIDANG DAKWAH :</span></b> <span style="font-size: large;">1. Abdul Kadir</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;">2. M. Arif Rahman, A.Md</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">SIE KEBERSIHAN</span><span style="font-size: large;"> :</span></b><span style="font-size: large;"> Abdul Hadi</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;"> <b>: </b>Bagja </span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-size: large;">HUMAS</span></b> <span style="font-size: large;"><b> : </b>1. Ilham</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;">2. Jumeri</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8608605198679334541.post-51503879178503498612013-05-22T18:51:00.000-07:002013-05-22T18:55:22.807-07:00FUNGSI MASJID DAN PERANANNYA SEBAGAI PUSAT IBADAH DAN PEMBINAAN UMATOleh : SYAIFUDDIN MUSTAMING, S.Ag<br />
PENDAHULUAN<br />
Syukur ALHAMDU LILLAH merupakan hal utama yang mutlak kita wujudkan setiap saat atas karunia nikmat ALLAH yang telah kita nikmati, sebab syukur sesungguhnya lebih nikmat dari segala karunia nikmat dan sebagai apresiasi kesyukuran itu sepatutnya kita senantiasa menghambakan diri kepada – Nya, meningkatkan syiar Islam dan memakmurkan tempat ibadah sebagai upaya peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada ALLAH SWT.<br />
Syiar dan pertumbuhan Islam yang telah digerakkan Nabi Muhammad SAW selama 2 (dua) masa ; yakni masa Makkah dan Madinah, pada prinsipnya telah menanamkan nilai – nilai keimanan melalui pengajaran Tauhid dengan ikhlas serta keyakinan terhadap kehidupan akhirat (kurang lebih 10 tahun di Makkah), dan mengajarkan / mendidik tentang syariat dan akhlak (kurang lebih 13 tahun di Madinah).<br />
Refleksi sejarah tersebut, pada dasarnya menggambarkan secara jelas betapa Rasulullah SAW secara sungguh – sungguh telah mengajarkan agar manusia sebagai makhluk berusaha menciptakan hubungan baiknya kepada ALLAH SWT selaku Penciptanya ; sebagai bentuk penghambaan melalui peran ketaatan dan kepatuhan abdi ALLAH terhadap segala tuntutan dan perintah – Nya. Selain itu, mewujudkan hubungan yang baik antara makhluk dengan sesamanya dalam bentuk sosial kemasyarakatan (Muamalah) merupakan bagian kedua atau tindaklanjut syiar Islam yang diamanahkan Rasulullah dan diwujudkan melalui pembentukan masyarakat Islam atas tuntunan syari’at dan dijalin kukuh oleh akhlak.<br />
Dalam kaitan itu, maka sejalan dengan peringatan ALLAH ; secara tegas Islam menyuruh dan mengatur dua sistem hubungan yang dimaskud (hubungan manusia dengan ALLAH dan hubungan manusia dengan manusia). Ketika hal ini tidak dipatuhi secara utuh manusia itu akan hina dan kekuasaannya akan sirna. ALLAH befirman : “ Mereka (manusia) akan diliputi kehinaan di mana saja mereka<br />
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali ALLAH (menjaga hubungan<br />
dengan ALLAH) dan memperbaikan hubungan dengan manusia…” (QS. Ali<br />
‘Imran ; 112)<br />
Sebagai upaya konkrit mewujudkan dua sistem hubungan tersebut, maka<br />
mutlak bagi kita untuk memelihara eksitensi sebagai abdi ALLAH dengan selalu<br />
dan tetap konsisten dalam menghambakan diri kepada – Nya, meningkatkan<br />
syiar Islam dan memakmurkan tempat ibadah sebagai upaya peningkatan<br />
kualitas keimanan dan ketakwaan kepada ALLAH SWT. Dan salah satu<br />
implementasi dari upaya dimaksud adalah mengoptimalkan berbagai aktifitas<br />
ibadah dan muamalah secara terus menerus dengan memanfaatkan atau<br />
memakmurkan Masjid, baik sebagai pusat ibadah maupun dalam hal pembinaan<br />
umat.<br />
Masjid adalah tempat bersujudnya makhluk kepada ALLAH SWT pencipta<br />
alam semesta. Penampilan dan isi masjid mencerminkan derajat hubungan<br />
manusia dengan ALLAH, dan antara manusia dengan manusia. Pada umumnya<br />
wajah masjid akan bergantung kepada taraf iman manusia, makin tinggi iman<br />
maka makin makmurlah masjid itu ataupun sebaliknya. Secara sederhana dapat<br />
dimaknai bahwa masjid merupaka alat pemantau yang memberikan petunjuk<br />
apakah umat manusia itu dalam keadaan beriman tebal atau tipis.<br />
Sejak 14 abad silam, Rasulullah SAW telah menunjukkan tuntunannya<br />
dalam hal pemakmuran masjid, begitu pula di zaman keemasan Islam (sejak abad<br />
ke 6 - 13 M atau selama 7 abad), umat Islam berhasil menjadikan masjid sebagai<br />
markas pelaksanaan hubungan antara manusia dengan ALLAH SWT (ibadah)<br />
dan hubungan manusia dengan manusia (muamalah). Dengan demikian dapat<br />
disimpulkan bahwa secara ideal, Masjid memiliki peran dan berfungsi sebagai<br />
Pusat Ibadah serta Pembinaan umat.<br />
MASJID SEBAGAI PUSAT IBADAH<br />
Kehidupan umat Islam yang tetap cenderung mempertahankan<br />
eksistensinya sebagai hamba ALLAH dengan memanfaatkan masjid sebagai<br />
sarana melaksanakan ibadah menunjukkan betapa peranan masjid sangat<br />
strategis, khususnya berkaitan dengan fungsinya sebagai Pusat Ibadah. Fungsi<br />
yang dimaksud, adalah sebagai berikut :<br />
1. Fungsi masjid sebagai tempat sujud atau penghambaan diri kepada Sang<br />
Khaliq - ALLAH SWT, dengan menjadikan masjid sebagai tempat<br />
berkumpulnya umat Islam mendirikan shalat fardlu 5 (lima) waktu serta shalat sunnat, seperti ; Tarwih, witir dan lain – lain ;<br />
2. Fungsi masjid sebagai tempat I’tikaf, berzikir, pengajian dan membaca Al Qur’an ;<br />
3. Fungsi masjid untuk kegiatan ibadah sosial atau Muamalah, seperti ; penerimaan, penampungan dan pengelolaan dana zakat, serta ;<br />
4. Dapat berfungsi sebagai Baitul Mal.<br />
MASJID SEBAGAI SARANA PEMBINAAN UMAT<br />
Semakin berkembang dan tersebarnya jumlah masjid dari perkotaan sampai ke pelosok desa, merupakan potensi utama dalam mengoptimalkan peranan masjid sebagai sarana pembinaan umat, dengan mengimplementasikan fungsi – fungsi masjid sebagai berikut :<br />
1. Fungsi persatuan dan Ukhuwah Islamiyah, maksudnya adalah dengan berkumpulnya umat Islam dalam rangka melaksankan shalat jama’ah di masjid akan mengarahkan segenap Muslimin dan Muslimat untuk semakin memperkokoh keutuhan persatuan dan persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) ;<br />
2. Fungsi masjid sebagai Pewaris nilai – nilai ajaran agama Islam, dengan memposisikan masjid menjadi tempat pengajaran, pendidikan Islam dan pengembangan ilmu ;<br />
3. Fungsi Dakwah, yakni masjid dapat dimanfaatkan para Da’i (Muballigh dan Muballighat) untuk memberikan fatwa atau nasehat agama kepada segenap umat Islam di sekitarnya ;<br />
4. Sebagai penghimpun khasanah ilmu pengetahuan dengan menempatkan sarana perpustakaan ;<br />
5. Masjid dapat berfungsi sebagai tempat bermusyawarah terhadap berbagai persoalan umat ;<br />
Berdasarkan uraian di atas, maka saatnya kita mengoptimalkan peranan masjid secara utuh baik sebagai pusat ibadah maupun sebagai sarana pembinaan umat dengan tetap berpedoman pada Al Qur’an dan As Sunnah. Di dalam Al Qur’an banyak sekali kandungan ayat – ayat tentang ibadah, muamalah, kemasyarakatan, ekonomi, hukum dan keadilan, serta hubungan si kaya dengan si miskin dan lain – lain. Dengan demikian, upaya mengembalikan peranan masjid merupakan persoalan yang sangat penting. Pemahaman yang keliru terhadap Dienul Islam serta bagaimana mengembalikan peranan masjid harus kita luruskan sehingga masjid kembali berperan dalam mengembangkan nilai – nilai ukhrawi dan duniawi yang Islami, dan pada gilirannya mampu pula berperan sebagai pengendali perubahan social – budaya masyarakat sesuai zamannya.<br />
Kebulatan tekad serta keberpihakan proaktif kita semua terhadap hal di atas, sangat menentukan keberhasilan akan ketulusan niat dan keluhuran cita – cita terhadap upaya pelaksanaan dan penegakan syiar Islam.<br />
<br />
Sumber : http://sultra.kemenag.go.id/file/file/Tulisan/zeam1328534716.pdfAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02090312790210567920noreply@blogger.com0