Pertama:
Tawadhu' yang terpuji
Yaitu
tawadhu'nva seorang hamba ketika melaksanakan perintah Alloh عزّوجلّ dan meninggalkan larangan-Nya. Karena jiwa
ini secara tabiat akan mencari kesenangan dan rasa lapang serta tidak ingm
terbebani sehingga akan menimbulkan keinginan lari dari peribadatan dan tetap
dalam kesenangannya. Maka apabila seorang hamba mampu menundukan dirinya dengan melaksanakan
perintah Alloh dan menjauhi larangan-Nya, sungguh ia telah tawadhu' dalam
peribadatan.
Kedua:
Tawadhu' yang tercela
Yaitu
tawadhu'nya seseorang kepada orang yang mempunyai pangkat dunia karena berharap
mendapat bagian dunia darinya.
Orang
yang memiliki akal sehat dan selamat tentunya ia akan berusaha meninggalkan
tawadhu' tercela ini dan akan berusaha berhias dengan sifat tawadhu' yang
terpuji.[1]
1.
Roudhotul
Uqola
hlm.59, Ibnu Hibban, Nadhrotun Na'im 4/1256-1257, Nahwa Akhlaq
as-Salaf hlm.153, Salim al-Hilali, Aina Nahnu Min Haulaa hlm.127,
Abdul Malik al-Qosim
Sumber:www.ibnumajjah.wordpress.com
|
0 komentar:
Posting Komentar