Kamis, 13 Juni 2013

Tathayyur, kesialan Tak Beralasan



Arti Tathayyur


Tathayyur (baca; tatoyur yakni merasa sial ketika melihat jenis
burung tertentu atau selainnya), sebagaimana dikatakan al Imam Ibnu
Hajar al-Asqalani berasal dari kata thiyarah atau tiirah akar kata
(mashdar) dari kata tathayyara, sebagaimana kata takhayyara mashdarnya
khiyarah.

Asal-usul Tathayyur

Asal usul tathayyaur (dalam kehidupan Arab), bahwa pada masa
jahiliyah orang orang mengandalkan arah terbangnya burung. Jika salah
seorang dari mereka akan keluar rumah untuk suatu urusan maka apabila
melihat burung terbang ke arah kanan mereka merasa beruntung dan
melanjutkan perjalanan. Jika melihat burung terbang ke arah kiri maka
mereka beranggapan sial dan membatalkannya. Terkadang juga mereka
sengaja melepaskan burung lalu di lihat ke mana arah terbangnya kemudian
 dari situ ia menentukan sikap.

Tathayyur dalam Lintasan Sejarah 

Sejarah tathayyur sudah ada smenjak dahulu kala, sudah lama
orang-orang mempunyai anggapan bahwa kesialan itu dapat disebabkan oleh
adanya makhluk tertentu yang menurut mereka membawa sial.
Kaum Tsamud juga telah bertathayyur, mereka merasa sial dengan
keberadaan Nabi Shalih di tengah-tengah mereka, sebagaimana firman Allah
 swt,

Mereka menjawab:"Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu
dan orang-orang yang besertamu".Shaleh berkata:"Nasibmu ada pada sisi
Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji".
(QS. an-Naml: 47)
Demikian pula dengan Bani Israil, sebagaimana firman Allah dalam surat al A'raf 130-131.

Tathayyur terus berlanjut hingga pada masa Arab Jahiliyah dengan
berbagai macam bentuknya. Diantara mereka ada yang beranggapan sial
dengan adanya jenis burung tertentu, bagaimana cara terbangnya, atau
dengan angin, bintang ataupun dengan suara orang serta binatang
tertentu.
Setelah Nabi saw diutus dengan membawa wahyu maka beliau jelaskan
bahwa kepercayaan tathayyur tersebut adalah batil. Rasulullah saw
bersabda, artinya,

“Tidak ada thiyarah (sial karena burung) dan tidak ada kesialan (karena makhluk tertentu)."
Beliau menjelaskan bahwa kepercayaan semacam ini timbul hanya
berdasarkan persangkaan orang-orang (sama sekali tidak mempunyai dasar
yang masuk akal,red). Beliau ajarkan bahwa apa yang mereka peroleh atau
apa yang menimpa mereka tidak lain karena (takdir) yang telah ditetapkan
 Allah untuknya.

Tathayyur di Masa Kini

Di masa kini pengaruh- pengaruh tathayyur masih begitu kental dan
terasa, terbukti dengan semakin marak dan menjamurnya paranormal alias
dajjal yang mengklaim mengetahui perkara ghaib. Diantara mereka ada yang
 meramal dengan bintang, membaca telapak tangan ataupun dengan cara
lainnya yang pada dasarnya merupakan pelecehan terhadap keberadan akal
manusia.

Tak ketinggalan negara- negara yang katanya disebut sebagai negara
maju, modern atau negara industri, dimana mereka lebih menyandarkan
kepada hal-hal yang bersifat materi dan logika (akal) ternyata
masyarkatnya banyak yang lari kepada dukun dan tukang ramal, bahkan hal
itu telah menjadi keyakinan yang menancap pada kebanyakan masyarakatnya.

Tak terhitung para petinggi dan pejabat pemerintahan yang datang
menghadap "orang pinter" dan tukang ramal baik yang pria maupun wanita,
baik ke tempat praktek mereka, ataupun dalam event dan acara-acara yang
disiarkan oleh berbagai media. Dan terbukti bahwa mereka yang datang
rata-rata terpengaruh dan membenarkan apa saja yang diucapkan oleh sang
paranormal. Yang demikian ini juga terjadi di negara-negara Amerika dan
Eropa.

Dalam hal ini ada sebuah berita yang dikeluarkan oleh sebuah kantor
berita di London bahwa mantan presiden AS Ronald Reagen bukanlah
merupakan satu-satunya orang yang mengangkat penasehat dari kalangan
dukun dalam membantu mengurus negaranya. (Diterbitkan dalam koran al
Qabas (Kuwait) edisi 22 Mei 1998, tentang dunia sihir dan paranormal
oleh Dr Sulaiman al Asyqar)

Sementara di Perancis telah diadakan sensus bahwa lebih dari sepuluh
 juta penduduk Perancis mendatangi paranormal dan tukang ramal secara
rutin. Fenomena ini menyebar pada seluruh strata dan kelompok masyarakat
 mulai dari para petinggi negara hingga tukang sampah. Salah satu hal
yang menggiring itu adalah banyak perpustakaan yang dipenuhi dengan
buku-buku ramalan bintang dalam setiap penghujung tahun, mereka ingin
tahu berbagai peristiwa yang bakal terjadi pada tahun berikutnya.

Telah menjadi kebiasaan orang-orang Prancis pada tiap akhir tahun
mereka menunggu terbitnya buku-buku yang memuat ramalan-ramalan tukang
tenung, terutama seorang peramal wanita yang dikenal dengan Elizabet
Teisyih, yang presiden Faranso Mitaran banyak bertanya kepadanya,
meminta petunjuk terhadap permasalahan yang dihadapinya.(Koran asy Syarq
 al Ausath no 8003 Jum'at 30-7-1421 H)

Di beberapa negara maju marak juga model perdukunan yang disebut
dengan melihat bola kristal. Dimana sang penyihir komat-kamit mulutnya
seraya membaca mantera dihadapan bola itu, lalu mendengarkan apa yang
dibisikkan oleh setan, setelah itu memberitahukan bisikan setan itu
kepada orang lain (pasiennya).

Salah satu bukti yang menunjukkan mendunianya paranormal, khurafat
dan keyakinan batil terutama di negara yang mengaku maju adalah apa yang
 terdapat dalam uang dolar Amerika bergambar mata, yang dimaksudkan
untuk menolak mata yang dengki (ain). (lihat 'Alamus sihri wa asy
syu'udzah hal 65, Dr Sulaiman al Asyqar)

Orang-orang barat juga punya keyakinan bahwa angka tertentu
merupakan pembawa sial, jika memiliki angka itu maka mereka berasumsi
bahwa sial bakal menimpa. Diantara angka "keramat" itu adalah angak tiga
 belas (13), sehingga salah satu maskapai penerbangan internasional
mambuang angka tersebut dari tempat duduk di dalam pesawat.

Demikian juga penduduk New Zealand, mereka juga beranggapan sial
dengan angka tiga belas sehingga mereka tidak menulisnya pada apa-apa
yang mereka miliki. Dan dengan sebab tidak dipakainya angka tiga belas
ini sering terjadi kesalahpahaman di dalam berbagai pelayanan umum
sebagaimana diungkapkan oleh para wartawan mereka. (koran New Zealand
Hirald edisi 12-10-1420 H/19-1-2000 M, disiarkan juga oleh kantor berita
 reuters dan diterbitkan dalam koran ar Riyadh Kamis 13/10/1420).

Setelah diperhatikan maka diketahui bahwa angka tiga belas ternyata
merupakan angka keramat (angka apes dan sial) bagi paranormal dan tukang
 ramal, dan ini menunjukkan bahwa tathayyur memiliki kaitan yang sangat
erat dengan dunia perdukunan.

Di Eropa, jumlah paranormal dan peramal mancapai jutaan baik yang
pria maupun wanita. Di Paris, ibu kota Perancis ada lebih dari dua puluh
 lima ribu juru nujum pria dan wanita. (Majalah Express, Perancis).
Disana juga diadakan kontes paranormal dan juru nujum dengan skala
internaisonal, tentunya untuk apa lagi kalau bukan mencari pelanggan.

Dalam kaitan pergantian milenium baru (th 2000) lalu beberapa
paranormal kesohor meramalkan bahwa tahun 2000 merupakan tahun
kehancuran alam semesta, ada lagi paranormal yang mengatakan bahwa pada
tahun itu matahari akan meledak dan itu tersebar melalui beberapa
pemberitaan media di dunia. Maka banyak penduduk dunia yang begadang
pada malam pertama tahun itu (pergantian tahun) seraya menahan nafas
menunggu apa yang bakal terjadi dengan alam ini. Namun apa yang terjadi,
 semua hanya dusta belaka.

Ramalan semacam ini sebenarnya hanya mengadopsi dari paranormal di
masa lalu. Pada tahun 999 terdapat ramalan yang menyebutkan bahwa tahun
1000 akan terjadi peristiwa demikian dan demikian. Maka akibat ramalan
itu, penduduk Eropa berbondong-bondong keluar menuju Baitul Maqdis,
dengan harapan agar akhir kehidupan mereka berada di tempat yang suci.
(at Tanabbu' bil ghaib, Ahmad asy Syantanawi, terbitan Dar al Ma'arif
Mesir)

Bentuk-bentuk Tathayyur 

Hampir dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari masih kita dapati
adanya unsur tathayyur, baik disadari atau tidak.Dan aspek yang terbesar
 adalah tathayyur dan anggapan sial dalam hal yang berkaitan dengan
sakit, kematian serta penghasilan atau rejeki. Dan nyata sekali bahwa
antara tathayyur dengan dunia paranormal dan perdukunan memilki kaitan
sangat kuat yang saling mendukung satu dengan lainnya.

Ada diantara dukun itu yang meramal nasib dengan membaca telapak
tangan. Ada pula bentuk ramalan dengan kartu, demikian juga yang banyak
terpampang di halaman berbagai majalah atau koran berupa ramalam bintang
 (zodiak). Majalah dan koran semacam ini telah memberikan andil dalam
penyebaran khurafat. Para artis dan penyayi pun tak ketinggalan sering
mengungkapkan masalah masalah semisal, seperti dirinya berada dibawah
naungan zodiak ini, sehingga dalam keseharian harus begini, pantangannya
 adalah ini dan itu.

Ada pula sebagian orang atau pengusaha yang apabila kedatangan tamu
dengan ciri fisik tertentu maka dia merasa sial sehingga menutup toko
atau kantornya takut rugi dan terkena musibah. Sebagian yang lain merasa
 sial dengan nomer atau angka tertentu seperti angka 13 atau angka 3 dan
 ada pula orang yang merasa sial apabila melihat cermin yang pecah.

Ada pula bentuk tathayyur yang merupakan warisan kaum Yahudi, yakni
merasa sial apabila melihat wanita yang sedang dalam masa ‘iddah atau
haidh. Ada juga sebagian masyarakat yang bertathayyur dengan burung
gagak atau burung hantu (dan burung perkutut, red).
Tak ketinggalan orang rafidhah (syi'ah), mereka merasa sial dengan
angka sepuluh. Menurut penjelasan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa
orang syiah membenci angka sepuluh disebabkan kebencian mereka terhadap
shahabat pilihan yaitu sepuluh shahabat yang dijamin masuk surga. (lihat
 Minhaj as Sunnah an Nabawiyah 1/38-39).

Walhasil masih banyak masyarakat di belahan bumi ini yang meyakini
tathayyur, dan ini merupakan peluang emas bagi para dukun dan dajjal
yang sering dianggap sebagai “orang pinter” untuk terus dan asyik
menjalankan profesinya, “membodohi orang”.
Islam telah mengingkari adanya tathayyur, dan jika dengan sebab
tathayyur ini seorang muslim lantas medatangi dukun maka dia berhadapan
dengan dua ancaman, tidak diterima shalatnya empat puluh hari atau yang
lebih fatal lagi dicap kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad saw. Wallahu a’lam.

Diringkas dan disadur dengan bebas dari kitab “at-Tasya’um wa at-Tathayyur fi hayatin naas, Khalid bin Abdur Rahman asy-Syayi’

Bookmark and Share
Artikel yang berhubungan :


0 komentar:

Iklan

LazadaID

MULTI TAB 1

VIDEO

MULTI TAB 2

HTML

MULTI TAB 3

MULTI TAB 4

MULTI TAB 5



MULTI TAB 6

Postingan Populer

MULTI TAB 7

Kategori


MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }